BAGIAN DUA PULUH SATU

13 3 0
                                    

Happy Reading!...

Jisung kali ini tampil dengan sangat-sangat berbeda, dia terlihat sangat tampan seperti ingin menemui orang special. Dirinya membuat heboh satu kampus, dengan gayanya yang keren bisa memikat seluruh hati wanita.

"kece juga gaya lo, gimana bro udah siap?"

'huh,, ya siap lah"

Selama satu minggu lebih ini Jisung berhasil melawan emosinya serta sabarnya menghadapi sikap dan tingkah laku Nayara yang selalu tidak ingin bersamanya, demi satu tujuan yang ia harapkan, yaitu memiliki Nayara.

Nayara terlihat sibuk dengan buku serta kalkulatornya yang tergeletak di atas meja, terlihat juga Risa dan Ryumi ingin menghampirinya.

"nay masih sibuk gak?" tanya Ryumi.

"kenapa?"

"kantitn yuk, mesen kimchi kita"

Ajakan Ryumi tentu membuat Nayara semakin antusias, apalagi kimchi adalah makanan favoritnya.

---

Bukannya ke arah kantin, mereka malah mengajak Nayara ke arah taman belakang entah apa tujuan mereka.

"loh kok ke taman sih?"

"motong jalan" ucap Risa.

"lah??...."

Nayara terheran dengan ucapan Risa, padahal ia juga tahu kalau taman tidak bisa menembus ke kantin, melainkan harus putar balik.

Setelah sampai, Nayara di tinggal sendirian, entah sejak kapan mereka menghilang begitu cepat. Setelah mencari ke kanan dan ke kiri, netra tajam Nayara menatap ke depan yang memperlihatkan seorang laki-laki yang sedang duduk di kursi dengan membelakanginya.

Perlahan dirinya mulai melangkahkan kakinya menghampiri lelaki itu, dengan rasa penasaran yang ia miliki, ia mempercepat jalannya dan berdiri tepat di sebelahnya, betapa terkejut dirinya mendapati Jisung dengan penuh luka di wajahnya.

"Jie?? Wajah lo kenapa?"

Begitu cepat hati Nayara luluh karena luka yang Jisung dapatkan di wajahnya, ia terduduk di sebelah Jisung yang sejak tadi terdiam menatapnya, Jisung menjatuhkan kepalanya bersandar di bahu mungil Nayara.

"Jiee.... Jisungg... Icungg"

Dengan sebutan Nayara pada Jisung, itu tidak berhasil membuat Jisung terbangun di sandarannya, Nayara mengguncang tubuh Jisung, ia menggenggam erat jemari Jisung yang dingin seperti es lalu memeriksa nadinya yang ternyata sudah tidak berdenyut lagi.

Nayara terkejut bukan main, ia terdiam kaku, ia mengingat ketika dirinya mencoba menjauh dari Jisung, itu membuat Jisung terluka, atas ke egoisan yang ia miliki karena suatu hal yang mengganjal membuat dirinya tidak ingin bicara dengan Jisung.

Nayara mulai panik, lalu mengguncang tubuh Jisung mencoba menyadarkannya, ia menangis di dada bidang Jisung yang ia sandarkan, dirinya prustasi mendapatkan tubuh sahabatnya yang telah menjadi mayat, air mata mengalir deras dari mata rubahnya....


"Nay, nayyy lo kenapa?..."

"Nayaraaa"

BISU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang