BAGIAN SEPULUH

28 5 1
                                    

Eyyou kita back lagi gess
Happy Reading...

Pagi ini sangat sejuk, Nayara terbangun dari tidurnya, kondisi dan suhu tubuhnya mulai membaik pasal di rawat oleh Jisung selama sehari. Netranya menatap seorang pria yang tertidur di sofa dengan tangannya yang di jadikan bantal.

"Jie, Jisung" ucap Nayara dengan perlahan mencolek tangan Jisung.

"ahh Jisung tidur, mungkin dia kecapek-an"

Baru saja berbalik, tangan Nayara segera di genggam oleh Jisung, mau tidak mau Nayara harus berhenti dan menatapnya. Perlahan memutarkan tubuhnya, melihat ternyata Jisung masih tertidur jadi hanya mengigau saja.

Nayara mencoba melepaskan genggaman Jisung, setelah berhasil Nayara segera berlari tetapi gagal lagi, kini Jisung menariknya hingga Nayara terjatuh tepat di atasnya. Nayara menelan salivanya saat matanya menatap lekat wajah tampan Jisung begitu dekat, dirinya tidak bisa berkutik sedikit pun karena takut kalau Jisung bangun.

Sudah hampir 10 menit ia berada di pelukan Jisung yang tak kunjung bangun, Nayara berinisiatif membangunkannya karena sudah hampir siang dan pastinya akan telat berangkat ke kampus.

CEKLEK!

Pintu kamar terbuka, dari kejauhan terlihat wajah dari orang tua Jisung dan Nayara yang datang ingin menjenguk gadis itu, ke dua mata mereka melotot melihat adegan anaknya di atas sofa. Nayara kalang kabut tidak bisa bangun karena di tahan oleh Jisung.

"Jie, Jie, bangun ihh" ucap Nayara yang mencoba terlepas dari kungkungan Jisung, jujur ia sangat lelah dengan posisinya yang sekarang.

Orang tua mereka hanya memalingkan wajahnya, berpura-pura tidak melihat adegan romantis sepasang sahabat itu.

"JISUNGGG!!"

Lelaki itu terkejut bukan main, ia langsung membelalakkan matanya menatap Nayara yang ada di atasnya.

"bangun ih ada mama papa" ucap Nayara berbisik pelan kepada Jisung.

Jisung yang matanya melotot, kini di bukanya lebar-lebar lagi sehingga ingin keluar ketika mengetahui jika para orang tua menyaksikan mereka.

"mati gue! Pasti di sidang nih bentar lagi"

Nayara dan Jisung menjadi canggung satu sama lain, wajah mereka berdua memanas dan berubah menjadi merah merona seperti tomat matang. Orang tua mereka terkekeh melihat wajah anaknya memerah.

"maaf ya Nayara, Jisung kalo tidur emang kayak gitu, suka ngelindur terus meluk apa yang ada di dekatnya ahaha" ucap Seulgi menggoda mereka.

"anjir kenapa di bongkar sih kartu gue, mana sama emak sendiri lagi" pikiran Jisung campur aduk.

"ahaha, wajar Nay, Jisung belum pernah punya sahabat perempuan jadi ya,,, seperti itu" lanjut Bogum yang membuat wajah Jisung menjadi tebal.

"bangke ni bapak-bapak satu, ngapain ikut-ikutan sih ahh"

Nayara hanya terkekeh malu melihat Jisung yang di godain oleh orang tuanya sendiri, Nayara dan Jisung tertunduk malu atas perbuatan mereka namun para orang tua tidak menghiraukan itu.

"kalau sudah seperti ini, saya punya rencana, bagimana kalau anak kita, kita jodohkan saja? Supaya hubungan kekeluargaan serta bisnis bisa saling mengeratkan" ucap Tuan Choi.

"wahh, ide bagus tuh" sambung Tuan Bogum.

Nayara dan Jisung langsung membelalakkan matanya menatap para orang tua, mereka tidak ingin di jodohkan.

"enggak" ucap Nayara membuat para orang tua terdiam lalu menatapnya.

"aku gak mau di jodoh-jodohin"

"hey kenapa sayang? Bukan kah kalian saling mencintai?" tanya Seulgi.

"tapi tante ini bukan zaman dulu, ini zaman modern, di mana anak-anak muda memiliki cinta dengan sendirinya bukan karena perjodohan" ucap Nayara lalu di setujui dengan Jisung yang mengacungkan jempolnya.

"sayang, cinta bisa seiringan tumbuh dalam perjodohan bukan karena semaumu mencintai orang sesukamu, pilihan orang tua adalah yang terbaik" lanjut Choi.

"gak, pokoknya kita gak mau di jodoh-jodohin, ya kan Jie?" ucap Nayara kemudian di angguki oleh Jisung.

"Icung maaf banget ya, gue sakit malah jadi ngerepotin lo deh" ucap Nayara.

Mereka bedua terduduk di bangku taman halaman belakang rumah Nayara, mereka tidak jadi pergi ke kampus karena kondisi Nayara yang perlu waktu untuk pemulihan.

"gakpapa Nay, gak ngerepotin sama sekali kok" isyarat Jisung menggunakan bahasanya.

"makasih banyak ya Cung"

Nayara tersenyum hangat menatap Jisung yang nampak sangat lucu ketika berbicara menggunakan bahasa isyaratnya. Setiap Jisung menggunakan bahasanya, Nayara selalu menatapnya dengan penuh kegemasan, ingin rasanya dia menggigit pipi Jisung karena terlihat begitu lucu.


🎓🎓🎓


Seiring berjalannya waktu, kesehatan Nayara telah membaik dan kembali ke kampus. Selama satu minggu Nayara dan Jisung tidak melihat Yoobin serta tidak mengetahui kabar dari Yoobin, ia menghilang begitu saja tanpa jejak, tetapi mereka tidak menghiraukan itu.

"wah wah, kalian sudah kembali ke kampus akhirnya, bapak sangat merindukan kalian" ucap prefesor dengan senang hati memeluk Nayara dan Jisung dengan antusias.

"kami sudah masuk dari minggu lalu pak, bapak yang dari mana?" tanya Nayara setelah selesai berpelukan.

"bapak habis dari Swiss untuk rapat bisnis, gimana kabar kamu sama Jisung? Lebih baik dari sebelumnya kan?"

Mereka berdua menggangguk bersamaan, kemudian di lanjutkan dengan banyak berbincang di ruang kerja profesor, mereka di sajikan teh serta roti.

Di perjalanan pulang sekitar pukul 15.00 Jisung memberitahu Nayara bahwa besok bersiaplah lebih awal karena ia akan merencanakan sesuatu.

"mau ngapain? Besok kan libur Jie"

"udah gak usah banyak tanya, turutin aja apa kata gue" ucap Jisung menggunakan bahasanya, Nayara mengiyakan saja.



TBC!!
VOTE AND JUSEYO!¡

BISU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang