MD📜 41

10.7K 506 105
                                    

FOLLOW SEBELUM BACA LOVE !!!

ꁞꁞꁞ

V terus menggenggam telapak tangan Arine saat merasakan betapa dinginnya tangan istrinya itu, tapi itu semua tidak juga membuat V merasakan akan takut membawa Arine menuju ruangannya yang berada di bawah tanah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


V terus menggenggam telapak tangan Arine saat merasakan betapa dinginnya tangan istrinya itu, tapi itu semua tidak juga membuat V merasakan akan takut membawa Arine menuju ruangannya yang berada di bawah tanah. Dan saat ini, keduanya tengah menuruni anak tangga dengan keadaan ruangan yang remang-remang akan pencahayaan.

"V."

"Aku tidak akan membawamu pulang sebelum kau melihatnya, Sweethear."

Mendengar itu sontak membuat Arine langsung bungkam, ia juga dapat menatap wajah suaminya dari samping yang terlihat begitu datar dengan aura yang terlihat sangat jauh berbeda dari sebelumnya.

Membuat rasa takut Arine kembali datang, rasa takut yang sama seperti awal dimana ia bertemu dengan V. Arine bahkan seperti ingin berjaga jarak dengan V, namun pria itu selalu menahannya. Sama halnya seperti dulu.

"Kenapa disini banyak mereka?" Arine melepaskan genggaman tangan V dan kini beralih memeluk erat lengan suaminya, setelah melihat banyaknya orang di tempat tersebut saat keduanya sudah sampai di lantai bawah tanah.

"Mereka yang akan membuat pertunjukan spesial untukmu." ucap V dengan santai dan berniat akan melangkah semakin mendekat, tapi Arine langsung menahan dan menarik lengan V.

"Ayo pulang! Aku mau pulang. Tidak mau disini." ucap Arine memburuh dengan keringat yang mulai mengalir di kening dan lehernya, serta wajahnya yang sudah terlihat begitu memucat dengan bibir bergetar.

Arine benar-benar ketakutan, melihat pada banyaknya orang yang bertubuh besar di sana dan jangan lupakan di setiap sudut dan di dinding ruangan tersebut banyak terdapat benda-benda tajam. Seperti pedang, pisau dari ukuran kecil sampai terbesar, pistol dengan berbagai macam bentuk, tombak, dan alat-alat besi dan tajam lainnya yang terlihat begitu mengerikan dan sangat mengilap tajam.

"Hanya sebentar." ujar V sambil mengusap lembut pipi Arine dan mengecup sebentar bibir pucat istrinya.

V lalu kembali melangkah mendekat pada anak buahnya, membuat Arine memilih langsung melepaskan tangannya sambil bersandar pada dinding, memegangi perutnya yang terasa mulai nyeri dan sesak.

"Bawa keluar wanita itu." suruh V pada anggota Brava yang membuat beberapa orang dari mereka langsung masuk ke dalam ruangan tempat dimana Berly di sekap.

"Ikat tangannya di tiang, dan telanjangkan wanita itu. Dan kalian semua, siapakan cambuk dan ambilkan pedangku."

Dengan cepat semua anggota Brava bergerak menuruti perintah V.

"Tuan benar-benar yakin ingin memperlihatkan ini semua pada nyonya?" dengan sedikit keberaniannya Richo bertanya, sambil sesekali menoleh melihat pada Arine yang tampak ketakutan. Arine terlihat menutup wajahnya dan juga sebentar-sebentar memutar tubuhnya menghadap belakang.

•Mafia Damaresh [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang