16.Gairah Yang Buyar

867 73 25
                                    

Suasana remang tak membuyarkan fokus, bidikan sudah mengarah tepat ke target

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana remang tak membuyarkan fokus, bidikan sudah mengarah tepat ke target. Mula-mula, Wendy yang jadi sasaran. Dalam hitungan detik, proyektil padat yang keluar dari moncong senjata akan menembus kepalanya. Rasa percaya diri tumbuh di benaknya, akan berhasil melenyapkan dua sejoli itu malam ini.

Perlahan telunjuknya menekan pelatuk senjata.

"Selamat tinggal keponakanku tersayang." Seringai jahat merekah di bibirnya.

Krekk!

Senyum optimisnya memudar, berganti heran. Tidak ada yang keluar dari moncong senjata yang digenggamnya.

Tak menyerah, kembali menekan pelatuk senjata laras pendek itu.

Krekk!

Krekk!

Krekk!

Ditekan beberapa kali pun tetap tak ada yang keluar.

"Sialan!"

Alih alih suara letusan peluru, malah umpatan geram meluncur dari mulut Son Jungho.

"Arrrh, berengsek!"

Senjata jenis revolver itu dibongkar. Kekesalan semakin membuncah saat tahu alasan kenapa pistolnya tidak meletus, ruang peluru dengan enam lubang itu ternyata kosong sama sekali, tidak ada isinya.

"Sial! Kenapa bisa seceroboh ini," rutuknya lagi

Konsentrasinya buyar. Target pun sudah hilang dari pandangan.

"Kali ini, nasib kalian masih mujur. Tapi, jangan harap bisa hidup tenang. Kalian sudah memantik api peperangan denganku. Tunggu saja tanggal mainnya."

****


Chanyeol langsung terkapar, telentang di lantai dengan luka-luka di sekujur tubuhnya begitu sampai rumah.

"Yeol, kamu harus ke rumah sakit. Lukamu parah," kata Wendy, tidak tega melihat kondisi Chanyeol.

"Tidak perlu," ujarnya dengan ringisan di bibir, menahan segala macam nyeri dari luka-luka di tubuhnya.

"Kenapa?"

Sudut bibir yang sedikit robek itu tertarik ke atas. "Bagi laki-laki, luka seperti ini sudah biasa."

Wendy mendesah, tak habis pikir. "Astaga ... sudah babak belur seperti ini juga, masih saja sombong."

"Bukan sombong, tapi biar pacarku yang cantik ini ada gunanya."

"Maksudmu?"

"Obat  paling ampuh, dokter paling hebat, dan perawat paling perhatian, kalah semua oleh kasih sayang dari seseorang yang paling kucintai .... Aku ingin, kamu yang merawatku," pintanya seraya membelai pipi sang kekasih yang sekarang tengah tersipu.

Annoying Princess (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang