7.Kecelakaan

442 82 23
                                    

Suasana dapur keluarga Son tampak sibuk Minggu pagi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana dapur keluarga Son tampak sibuk Minggu pagi itu. Peralatan bekas pakai masih tampak berantakan dengan sisa-sisa adonan, tepung dan gula yang tercecer, menghiasi dapur dengan nuansa modern minimalis.

Aroma manis menyeruak, berasal dari kue yang sedang dipanggang.

Yoojin dan Wendy mengenakan celemek kembar. Sungguh pemandangan langka. Ibu dan anak yang biasanya berdebat setiap waktu, saat itu tampak kompak.

"Sudah berapa hari Papa di Jeju, Ma?" tanya Wendy yang sedang mengocok butter cream dan gula bubuk dengan mixer, untuk olesan cheese cake-nya yang hampir matang.

"Tiga hari. Entah kenapa akhir-akhir ini, Papamu lebih tertarik pada sesuatu yang berhubungan dengan alam. Dia giat sekali melobi Tuan Jeong pemilik perkebunan jeruk terbesar di sana, ingin membeli sebagian perkebunannya. Papamu punya mimpi, di hari tua kami, ingin punya rumah yang nyaman di Jeju, dengan nuansa asri dan udara bersih."

Wendy menoleh sesaat pada Yoojin dengan tatapan cemas. "Lalu, perusahaan kita bagaimana?"

"Kamu dan suamimu kelak yang mengurusnya."

Wendy mendesah, seraya mengerucutkan bibir, kemudian menyandarkan kepalanya di pundak Yoojin. "Aku tidak mau menikah, aku ingin hidup dengan kalian selamanya."

"Astaga, anak manja ini, kami tidak mungkin selamanya menemanimu, Sayang. Kelak, kamu akan menemukan seseorang yang mencintaimu, menyayangimu, juga menjaga, dan mengembangkan perusahaan kita, hingga bisa lebih berkembang dari sekarang."

"Apakah ada, pria yang lebih hebat dari Papa? Kenapa hatiku tiba-tiba merasa sedih membahas ini...." Tanpa sadar, mata Wendy mulai berkaca-kaca.

"Jodoh terbaik untukmu akan datang di waktu yang tepat. Dan sepertinya sudah di depan mata."

Senyum optimis kembali tampak di bibir Yoojin. Sudah bisa ditebak siapa orangnya? Siapa lagi kalau bukan si 'calon menantu'. Tanggung jawab Chanyeol terhadap Wendy serta perilakunya yang sopan berhasil merebut hati Yoojin.

"Mama ini, di depan mata bagaimana, bayangannya saja belum nampak."

"Siapa bilang?" Yoojin tersenyum simpul, menatap putrinya yang masih bingung, menganggap ucapan ibunya hanya sebatas penghiburan semata, untuk dirinya yang masih saja anteng menyandang status 'Jomblowati'.

___

"Papa pasti senang mendapat kejutan ulang tahunnya. Nanti Mama yang buka pintu, tutup mata Papa pakai kain, terus tuntun papa ke ruang tamu, aku sudah menunggu dengan kue dan lilin yang menyala menyambutnya," kata Wendy penuh semangat.

"Oke!" Yoojin mengacungkan jempol tanda setuju.

Wendy kembali ke dapur untuk mengambil kue.

Sementara itu, Chanyeol tak bisa melewatkan pertandingan baseball di televisi karena sore itu tim kesayangannya berlaga. Disiarkan langsung dari Jamsil Stadium.

Annoying Princess (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang