Di kediaman keluarga Park, seluruh anggota keluarga tengah bersuka cita, karena anak bungsu mereka yang telah lima tahun menimba ilmu di Amerika, petang itu akan pulang.
Nara dan Haejin beserta dua putrinya Yubi dan Yura, sudah sangat rindu dengan Chanyeol.
Berbagai hidangan sudah tersedia di meja makan, semuanya tampak lezat, hasil masakan Changmo, pria paruh baya yang sudah sepuluh tahun mengabdikan hidup di keluarga Park sebagai koki pribadi.
Bunyi bel terdengar begitu nyaring di dalam rumah. Yubi langsung melonjak dari kursi.
"Biar saya saja Nona yang buka pintu," kata seorang pelayan wanita, bersiap melangkah untuk mengerjakan tugasnya.
"Tidak perlu, Bibi Min. Biar aku yang buka pintu. Pasti itu Chanyeol," ujar Yubi antusias.
Raut bahagia pun terlihat di wajah semua anggota keluarga Park lainnya.
Langkah kaki Yubi begitu cepat hingga sedikit berjinjit, sudah tak sabar ingin jumpa dengan adik bungsunya, yang sejak kecil selalu menjadi objek kejailannya.
Sekarang handle pintu sudah ada dalam genggaman tangan kanannya.
Saat pintu terbuka, mata gadis berpostur 170 cm itu langsung terbelalak kaget saat melihat sesosok pria berbadan tegap, tinggi menjulang tengah berdiri di hadapannya.Sudut bibirnya tertarik sebelah menunjukkan garis senyum yang cool. Kaca mata redup menambah pesonanya.
Pria itu tiada lain Park Chanyeol. Tubuh gemuk yang masih terpelihara sebelum berangkat meneruskan sekolahnya tak tampak lagi, sudah berubah 180 derajat, menjadi pria dengan tampilan lebih tegap. Otot keras, membentuk tubuhnya menjadi atletis dan mempesona.
"Chanyeol? Apa benar ini dirimu?" Yubi tergagap, menyapukan pandangannya dari atas sampai bawah, dari ujung kepala sampai ujung kaki adik lelakinya.
"Hallo, Noona. Apa kamu sudah lupa adikmu sendiri," suara berat Chanyeol menyapa kakak keduanya yang masih tertegun kaget.
Ekspresi terkejut pun langsung terlukis jelas di wajah semua anggota keluarga Park, saat menyaksikan penampilan berbeda Chanyeol.
Tak seperti Yubi, Nara langsung bisa mengenali putranya, karena dia yang lebih intens berkomunikasi dengan Chanyeol, dibanding dua kakaknya yang super sibuk dengan pekerjaan mereka di perusahaan.
"Sayang, Eomma rindu sekali padamu." Dengan mata berkaca-kaca, Nara memeluk tubuh tegap Chanyeol, diikuti oleh anggota keluarga lain.
Chanyeol melonggarkan dasinya, kemudian membuka satu kancing kemejanya yang terletak di bawah jakun menonjol yang dimiliki semua pria, duduk bergabung dengan anggota keluarga yang lain.
Kini mereka sudah berada di meja makan, menyantap masakan buatan Changmo yang lezat. Suasana terasa begitu hangat, dengan obrolan santai saling melepas rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Princess (TAMAT)
RomanceKarena fitnah dan keserakahan, putri tunggal konglomerat harus jatuh miskin dalam sekejap. Mampukah Wendy bertahan dari kehidupan yang sama sekali berbeda dari biasanya? Akankah semua yang telah terenggut dapat dimilikinya kembali? #Perjodohan #Romc...