22.Merelakan

382 54 13
                                    

Ruas jemari yang terkepal kuat tampak lecet, memar, dan sedikit berdarah, akibat berulang kali dihantamkan pada permukaan keras, melampiaskan sesak yang memenuhi dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruas jemari yang terkepal kuat tampak lecet, memar, dan sedikit berdarah, akibat berulang kali dihantamkan pada permukaan keras, melampiaskan sesak yang memenuhi dada.

Lututnya pasrah bersimpuh dengan isakan tangis yang dalam. Rasa sesal masih mendominasi dari sekian perasaan bersalah yang merongrong benaknya. Dunia seakan runtuh, tak bisa membayangkan hidup tanpa sosok yang paling dicintai.

Isakan tangis Chanyeol terhenti, merasakan sesosok tangan menyentuh bahu lebarnya. Wajah sembap itu menoleh pada si pemilik tangan. Tatapannya sendu, seolah ingin menunjukkan kepada pria yang berdiri di hadapannya betapa hancur hatinya.

Sang sahabat membawanya dalam dekapan simpati, tangis Chanyeol semakin menjadi.

"Wendy, Baek, Wendy masih di dalam. Aku benar-benar tak berguna, hanya menatap pasrah tanpa upaya apa pun untuk menolongnya. Api melahap habis semuanya. Kasihan Wendy, Baek. Aku harus bagaimana, hidupku tak akan lagi sama tanpa dia," adu Chanyeol tersedu-sedu, meremas jaket tebal di punggung pria berambut blonde itu.

Mata Chanyeol sudah bengkak dengan wajah sembap, basah dengan air mata. Baekhyun bisa merasakan hancurnya hati Chanyeol dari tangis pilunya. Dari situ tersimpulkan kalau hubungan Chanyeol dan Wendy bukan sekedar ikatan pertemanan saja.

Baekhyun pun tak dapat berkata-kata, hanya mematung. Matanya memburam karena genangan hangat, namun tak sampai meluap jatuh, menatap ke arah si jago merah yang masih belum dapat dijinakkan petugas pemadam kebakaran.

.
.

Api berhasil dipadamkan, meski masih meninggalkan asap yang mengepul mengantarkan rasa sesak di jalan napas saat terhirup. Chanyeol tak bisa lagi menahan diri, berlari masuk ke dalam rumah yang sudah menjadi tembok hangus dan puing-puing arang dan abu.

"Jangan masuk, Tuan! Situasi masih berbahaya!" Beberapa petugas damkar dengan pakaian pelindung berwarna oranye ikut menerobos masuk.

Memang benar, meskipun api sudah padam, tapi suhu di dalam masih tinggi dan puing-puing yang tersisa bisa saja melukainya. Namun, Chanyeol tak mengindahkan peringatan itu.

"Wendy!" teriak Chanyeol, menatap ke sekeliling rumah yang sudah tidak dapat dikenali lagi bentuknya.

Ruangan itu tak terlalu besar, semua yang ada di dalamnya bisa terlihat dengan sekali sapuan pandangan saja, akan tetapi tak ia temukan sisa tubuh sosok tercintanya---yang sebenarnya sama sekali tak ia harapan, amit-amit, membayangkannya saja tak sampai hati.

Tak hanya sampai di situ, ia pun turun ke tempat yang semula menjadi studio foto Baekhyun. Di lantai dasar itu, hawa panas masih lebih terasa. "Wendy!" Chanyeol masih berteriak, meski sebenarnya sangat mustahil---kalaupun benar---Wendy masih dalam keadaan hidup dalam puing-puning hangus itu.

Para petugas menyisir lokasi kebakaran, di lantai atas dan bawah.

"Apa ada korban di bawah?" seorang petugas berseru dari atas bangunan.

Annoying Princess (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang