Chanyeol termangu di belakang kemudi. Pandangannya kosong.
Wendy memiringkan kepalanya agar bisa melihat wajah Chanyeol dari depan.
"Yeol," panggilnya lembut.
"Hm," sahut Chanyeol tanpa menoleh.
Saat kesadaran belum sepenuhnya merasuk, ia merasa ada sesuatu menindih pahanya. Ternyata, Wendy duduk di pangkuannya.
"Yeol, apa yang kamu pikirkan sampai melamun sedalam itu?" tanya Wendy dengan raut cemas.
Hanya senyuman semu yang menjadi jawaban, tak cukup membuat Wendy merasa puas.
"Apa kamu mengkhawatirkanku, hmm?" lanjutnya. Selalu penasaran dengan apa yang tersimpan di benak kekasihnya yang irit omong itu.
Bukannya menjawab, Chanyeol membawanya dalam dekapan hangat, dikunci dengan lengan kokoh di pinggang rampingnya.
"Tidak peduli di mana pun, asalkan bersamamu, aku akan selalu merasa nyaman dan bahagia. Kamulah hidupku, duniaku. Kamu segalanya bagiku, Park Chanyeol."
Wendy mengalungkan lengan di leher Chanyeol, menunjukkan senyum manis menenangkan.
Hangatnya embusan napas menyusuri garis rahang gadis mungil itu. Terpejam dalam, menikmati sentuhan lembut bibirnya, membuat semua rambut halus di tubuhnya meremang. Beralih menuju leher jenjangnya, seketika aliran darah berdesir lebih cepat, hingga tanpa sadar keluar desahan samar yang lolos dari bibirnya. Jemarinya menelusup pada helaian rambut lebat Park Chanyeol yang mulai memanjang menutupi telinga. Wendy sudah tak sabar, lebih dulu meraup bibir kekasihnya.
Namun, ketika sedang terbuai membangun gairah, deringan ponsel membuyarkannya.
"Angkat dulu teleponnya, siapa tahu penting."
"Paling juga Baekhyun," ujar Chanyeol singkat, seolah enggan memadamkan kekembali hasrat yang mulai menggelora.
"Yeol." Wendy menggenggam pundak Chanyeol, mendorong perlahan sampai ciumannya terlepas.
"Mengganggu saja," rutuknya sambil berdecak.
Saat hendak merogoh ponsel di saku celana, tangan Chanyeol malah nyasar, menyusup ke dalam rok yang menutupi paha mulus sang pacar. Entah disengaja atau tidak, tapi sepertinya gerak tangan dan perintah di otaknya belum sinkron.
"Hey, ponselmu bukan di sana," tegur Wendy, terkekeh pelan. Membenarkan kembali tali bra yang sudah melorot sampai lengan, ke tempat semestinya. Kemudian menautkan tiga kancing blusnya yang terlepas. Kalau tidak ada yang mengganggu, bukan hal mustahil kalau akan segera terjadi peristiwa 'mobil bergoyang'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Princess (TAMAT)
RomanceKarena fitnah dan keserakahan, putri tunggal konglomerat harus jatuh miskin dalam sekejap. Mampukah Wendy bertahan dari kehidupan yang sama sekali berbeda dari biasanya? Akankah semua yang telah terenggut dapat dimilikinya kembali? #Perjodohan #Romc...