Belum ada yang beranjak dari tempat tidur, meskipun sudah lima belas menit pasca pergumulanan gila itu berlalu.Keduanya memendam pertanyaan yang sama, 'apa semuanya terlalu cepat terjadi?'
Hasrat itu tidak datang secara tiba-tiba. Tidak munafik baik Wendy ataupun Chanyeol---selama setahun lebih hidup bersama---pernah terbersit dalam hati, saling 'menginginkan' satu sama lain. Dan terdorong lebih kuat oleh perasaan yang tumbuh lebih dalam dari waktu ke waktu.
Telapak tangan halus dengan jemari lentik begitu betah menyusuri lekuk otot dada dan perut pria yang kini menjadi kekasihnya. 'Roti sobek' itu tampak mengkilat dan licin dibasahi keringat. Sentuhan itu membuat Chanyeol terlena, matanya terpejam dalam.
"Ssshh ... lebih ke bawah lagi, Sayang...," desahnya, sudah semakin merinding keenakan.
Wendy mengangkat tangannya dari perut Chanyeol, begitu menyadari sinyal bahaya yang akan membuat 'macan buas' itu terbangun kembali dari sarangnya.
Pergulatan itu masih menyisakan rasa perih di area kewanitaannya, bagaimana kalau sampai mendapat serangan lagi untuk kesekian kalinya---dengan jeda waktu sependek itu---bisa-bisa kakinya lumpuh berhari-hari.
"Sebaiknya kamu temui Baekhyun dulu, siapa tahu ada kerjaan."
Alih-alih beranjak dari tempat tidur, pelukan lengan kekarnya malah semakin rapat di pinggang sang kekasih. "Hari ini libur dulu, boleh?"
Wendy mendongakkan wajah, menatap dengan ekspresi keberatan. "Tidak boleh. Mana ada orang Korea punya pikiran santai seperti itu. Kalau malas, mau jadi apa hidupmu. Untuk beli keperluan sahari-hari saja sulit, apalagi untuk jalan-jalan dan kencan. Ju---"
Cupp!
Kecupan singkat itu menghentikan bibir merah yang sedang nyerocos seperti rapper.
"Hmm ... apakah di sini ada yang lebih santai dari Nona Wendy?"
Sindiran Chanyeol sukaes membuat Wendy tersipu dibuatnya. "Tugasku cuma menyemangatimu seperti cheerleader. Kamu yang kerja," rayunya seraya mengalungkan lengan di pundak kokoh pria itu.
Chanyeol merotasi bola mata kemudian menghela napas dalam. "Aigoo ... kapan Nona manja ini akan sadar, hidup tidak mudah. Orangtuamu dulu bisa mencapai kesuksesan seperti sekarang itu karena kerja keras."
Wendy terdiam beberapa saat. Sepertinya ucapan Chanyeol membuatnya menyadari banyak hal, yang dulu tidak pernah terpikirkan.
"Aku merasa, tidak penting lagi hidupku akan seperti apa. Tidak perlu mansion mewah, bila tempat sesempit ini membuat hati lebih damai. Tidak perlu memusingkan pencapaian, demi mendapatkan pengakuan dari semua orang. Asalkan selalu bersamamu itu sudah cukup...."
Menyusupkan jemari pada helaian rambut kekasihnya yang sudah mulai panjang.
"Apa kamu rela, hasil kerja keras orangtuamu dinikmati orang licik dan jahat seperti pamanmu?" pancing Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Princess (TAMAT)
عاطفيةKarena fitnah dan keserakahan, putri tunggal konglomerat harus jatuh miskin dalam sekejap. Mampukah Wendy bertahan dari kehidupan yang sama sekali berbeda dari biasanya? Akankah semua yang telah terenggut dapat dimilikinya kembali? #Perjodohan #Romc...