Karena fitnah dan keserakahan, putri tunggal konglomerat harus jatuh miskin dalam sekejap.
Mampukah Wendy bertahan dari kehidupan yang sama sekali berbeda dari biasanya?
Akankah semua yang telah terenggut dapat dimilikinya kembali?
#Perjodohan
#Romc...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Syukur kamu sudah sadar, Yeol." Wendy genggam erat telapak tangan lebar milik kekasihnya. Dikecupinya hingga genangan hangat yang mulai berjatuhan membasahi.
Chanyeol terbaring lemah di ranjang berbalut seprai putih, mengenakan pakaian menyerupai piyama berwarna biru langit. Ia usap air mata di pipi Wendy. "Jangan menangis, aku lebih suka melihatmu tersenyum."
"Aku menangis karena terlalu bahagia. Bersyukur Tuhan masih mengizinkanku berada di sisimu." Tangis itu kini dibarengi senyum merekah, meyakinkan kalau benar-benar bukan tangis kesedihan.
"Kata dokter, hujaman pisau di perutmu, tak sampai mengenai organ penting. Tapi, kondisimu sempat kritis karena kehilangan banyak darah, hingga harus dilakukan transfusi. Kamu tahu, siapa yang jadi pendonormu?"
Chanyeol mencoba berpikir sampai matanya memicing. "Kamu?"
"Aigoo, wanita hamil tidak diperbolehkan mendonorkan darah."
"Cobalah tebak lagi!" rengeknya, ingin sekali Chanyeol menyebutkan seseorang yang sudah menjadi dewa penolong untuk kekasihnya itu.
"Appa?"
Wendy menggeleng.
"Eomma!"
Kembali menggeleng.
"Noona?"
"Semuanya salah." Wendy membuat tanda silang dengan tangannya di depan dada.
Chanyeol cukup kaget mengetahui 'camer'-nya yang jadi pendonor, tapi ia pun tidak heran dengan kasih sayang Yoojin, alih-alih calon menantu, ia sudah menganggap Chanyeol anak sendiri. "Betapa baik hatinya calon mama mertuaku."
Setelah lebih dari sehari mendapat perawatan, Chanyeol bersikeras ingin ikut ke persidangan meski harus berjalan dengan sangat hati-hati. Luka di perutnya masih terasa nyeri apabila bergerak terlalu aktif. Namun, ia pun tak bisa melewatkan momen penting itu.
Mereka kini sudah berada di dalam mobil yang dikemudian Sehun, menuju persidangan.
Wendy dan Chanyeol duduk di kursi belakang sedangkan Yoojin di kursi depan bersama Sehun.
Chanyeol meringis, luka di perutnya sedikit tergoncang karena pergerakan mobil. Semakin lama, semakin merasa tidak nyaman, akhirnya ia pun buka suara, "Hey! Apa kamu baru belajar menyetir?" protes Chanyeol pada Sehun yang berada tepat di depannya.
Sehun membetulkan spion tengah agar dapat melihat Chanyeol yang sedang bicara di belakangnya tanpa menoleh. "Kenapa memangnya?" tanya Sehun tidak mengerti, anteng memegang kemudi. Bertolak belakang dengan ekspresi Chanyeol yang mulai menunjukkan raut kesal.