Kita dan Mereka (16)

129 36 6
                                    

"Selalu ingat mereka yang di bawah mu untuk membuat mu bersyukur, dan selalu lihat mereka yang di atas mu untuk membuat mengingat agar tidak kufur."

"Hidup bukan sebuah perlombaan tentang pencapaian diri sendiri dengan pencapaian orang lain, tapi tentang berlomba untuk menjadi diri yang lebih baik untuk diri kita di masa depan."

•• Kita dan Mereka ••
༺༻

"Karla tidak akan pernah mau terlahir seperti ini," ujarnya kepadaku.

Setelah tadi ia bercerita panjang tentang bagaimana keadaan keluarga, dan teman-temannya. Hatiku ikut sakit mendengarnya, bagaimana gadis kecil harus dipaksa untuk sempurna sedang mereka tidak tau apa-apa.

"Karla gak sesempurna apa kata mereka, Karla gak sesempurna apa kata mereka."

"Orang tua yang harusnya ada dukung Karla, justru mengusir Karla pergi untuk sebuah kesalahan yang bukan Karla perbuat,"

Aku mengelus punggungnya, aku tau ini semua pasti terasa berat untuk hidupnya.

"Karla memang terlahir dari rahim Mama Karla, tapi bukan berarti Karla harus sempurna dimata Mama."

Tenggorokan ku terasa kering, bahkan rasanya tidak bisa membalas ucapan yang Karla lontarkan.

"Karla juga capek, Karla juga mau nyerah," ucapnya kepadaku, aku tertegun ketika melihat mata itu benar-benar terasa sayu.

"Kalau Karla nyerah sekarang, kasihan Tuhan dong," balasku kepadanya.

"Kasihan Tuhan yang udah melahirkan Karla ke dunia, tapi Tuhan gak jemput Karla. Bukankah kematian paling indah adalah penjemputan dari Tuhan?" tuturku kepadanya, ia tiba-tiba memelukku dengan erat.

Bajuku terasa basah, ternyata akibat Karla yang menangis di dalam pelukanku.

"Karla harus ke siapa sekarang?" tuturnya dalam pelukanku.

"Rumah Tuhan."

Jawaban sederhana ku mampu membuatnya terdiam.

"Karla, kalau seisi dunia gak baik sama kamu, setidaknya ada tangan Tuhan yang masih siap meluk kamu."

"Jika seisi dunia pergi meninggalkan mu hanya karena satu kesalahan, ingatlah Tuhan yang tetap setia disampingmu ketika kamu sudah melakukan banyak kesalahan."

"Kadang kita terlalu sibuk meraih peduli manusia, sampai tidak sadar bahwa ada yang rela menunggu kita, ada yang rela menanti kita, sampai akhirnya kita gak pernah sadar itu semua, dan Tuhan kirim ini semua mungkin ada alasannya." nasehatku kepadanya sambil mengelus rambutnya.

"Apa karena Karla jauh dari Tuhan, Tuhan ingin Karla kembali dekat dengan-Nya?" tanyanya membuatku menganggukan kepala.

"Tanda kasih sayang Tuhan, tidak selalu tentang pemberian kebahagiaan, tapi tentang ujian untuk mendekatkan." tuturku kepadanya.

"Kenapa Kaka baik banget?"

"Kenapa Kaka mau peluk Karla?"

"Kenapa Kaka mau peduli sama Karla?"

"Kenapa Kaka gak pergi aja?"

Pertanyaan-pertanyaan yang membuatku tersenyum, ia melepas pelukannya dariku.

"Enggak ada manusia yang benar-benar kuat saat ditimpa masalah yang ada, dan Kaka pun pasti akan melakukan seperti Karla."

"Kadang mereka yang saat ini rapuh sebenarnya tidak perlu cacian atau makian, mereka hanya perlu pelukan dan didengarkan."

Kita dan MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang