Kita dan Mereka (24)

89 31 56
                                    

"Tidak ada takdir yang buruk, semua takdir selalu baik. Jikapun saat ini mengalami masa buruk, yang buruk bukanlah takdirnya, tapi jalan menuju takdirnya."

•• Kita dan Mereka ••
༺༻

Stella tersenyum ke arah punggung Raka yang mulai menghilang dari pandangannya. Sampai sebuah kejadian menyita perhatiannya, seorang anak kecil yang tengah duduk sendirian sambil menatap langit di atas sana.

"Sus, bisa bawa saya kesana?" tunjuk Stella ke arah perempuan kecil itu, suster yang melihat itu segera menganggukkan kepalanya.

Pergerakan kursi roda Stella ternyata mampu membuat perempuan itu lantas menatapnya. Sebuah senyum tulus Stella perlihatkan ke arahnya, namun tak mendapat respon apa-apa, hingga Stella berada tepat di samping anak itu.

"Bisa tinggalkan saya sendiri bersama anak ini?" pinta Stella membuat suster tersebut bimbang.

Mendapat sebuah amanah dari Raka membuat suster tersebut berpikir keras, apakah ia harus menuruti keinginan Stella? Ataukah tetep berusaha menjaganya?

Kebingungan suster tersebut dapat terlihat dari mata Stella. Stella tersenyum dan berkata. "Saya bertanggung jawab jika Raka nanti akan memarahi suster, suster tenang aja. Suster bisa memantau saya dari kejauhan saja, yaa."

Terpaksa suster tersebut mengangguk dan meninggalkan Stella bersama perempuan kecil itu. Sesaat setelah itu, perempuan kecil itu hendak berdiri namun tercegah oleh Stella.

"Kenapa pergi?" tanya Stella sambil menatap gadis itu.

Gadis itu hanya diam saja tanpa menjawab apa-apa.

"Gak harus jadi manusia pendiam buat gak ngeluarin air mata, lagian kita berhak buat nangis biar lega." ujar Stella tiba-tiba membuat perempuan kecil itu duduk kembali.

"Kenapa Tuhan jahat banget, kak?" tanya gadis itu membuat Stella menatap langit dan tersenyum.

"Kenapa kamu bilang Tuhan jahat banget?" tanya Stella.

"Aca minta sama Tuhan buat Mama gak ngerasain sakit lagi, tapi Tuhan malah bikin Mama Caca masuk rumah sakit lagi."

"Tuhan gak pernah kabulin doa Caca, kenapa Tuhan sejahat ini sama Caca?"

Arah pandang Stella lantas menatap mata sendu gadis kecil disampingnya, ia mengelus pelan rambut gadis kecil ini.

"Terkadang Tuhan sudah mengabulkan doa kita, kitalah yang tak menyadarinya." jawab Stella.

"Dimana Tuhan ngabulin doa Caca? Tuhan malah bikin Mama Caca makin sakit parah dan sekarang menutup matanya, entah kapan Mama akan kembali membuka mata." jawaban dari gadis kecil tersebut membuat Stella dapat merasakan kesedihan.

"Kaka punya dongeng, Caca mau dengar?" tawar Stella membuat Caca menggelengkan kepala.

"Caca boleh pergi saat Kaka udah selesai cerita."

"Baiklah, Caca akan dengarkan...,"

Stella tersenyum bersemangat saat melihat Caca mau menyetujui syaratnya.

"Sebut saja dia si A, dia adalah lelaki miskin yang selalu berdoa berharap memiliki gadis cantik dan kaya raya, sampai suatu ketika ia pulang malam dengan kondisi jalan yang sepi tanpa adanya orang lain,"

"Tiba-tiba, motornya mogok dan terdapat dua sampai tiga anjing yang entah dari mana tiba-tiba mengejarnya,"

"Kamu tau apa yang terjadi selanjutnya?" tanya Stella, membuat Caca menggelengkan kepala.

Kita dan MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang