Pagi-pagi sekali Anin sudah di bangunkan dan bergegas menuju gedung pernikahan. Pukul 08.00 pagi, proses makeup sudah selesai dan akad nikah akan dilaksanakan dengan di lihat banyak orang. Anin berada di ruangan yang berbeda dengan Abra, namun dari ruangannya Anin dapat melihat Abra dari monitor yang ada disana. Teman-teman Anin sudah cantik dengan gaun bridesmaid bernuansa teal. Sebelum Abraham mengucapkan ijab qabul, Anin di beri kesempatan untuk membacakan beberapa kata untuk orang tuanya. Begini isinya,
"Bismillahirohmaanirrohim
Astagfirullah Hal adzim Wa-Atuubu Ilaih 3X
Asyhadu Alla Ilaha Illahlloh, Wa Asyhadu Anna Muhammadarrosulullah
Papa , Mama yang tercinta
Hari ini , aku Anindira Gistara yang tidak lain adalah anak bungsu dari mama dan papa, mohon kepada Papa dan Mama untuk merestui dan menikahkan ade dengan pria pilihan ade yang bernama Mas Abraham Gazanvhar.
Ade ingin menghaturkan begitu banyak terima kasih atas segala bimbingan dan kasih sayang yang telah papa dan mama berikan kepada ade sejak dalam kandungan hingga terlahir dan hingga ade dewasa seperti hari ini. Ade juga mohon maaf atas segala kesalahan yang telah ade perbuat, baik yang ade sengaja maupun tidak di sengaja oleh ade yang kemudian membuat mama dan papa kecewa juga bersedih. Ade tau, jutaan terima kasih dan kata maaf tidak akan pernah cukup membayar semua yang sudah ade lakukan kepada mama dan papa.
Terima kasih atas semua cinta dan semua kasih sayang yang tulus, yang ikhlas dan tanpa pamrih yang telah diberikan kepada ade sampai saat ini. Sehingga ade dapat merasakan hangatnya kehidupan keluarga. Kehadiran dan sentuhan seorang Mama saat menimang, menggendong, memeluk dan mencium dengan penuh kasih sayang. Kehadiran seorang Papa yang selalu sabar, melindungi, menafkahi dan setia memimpin keluarga dengan penuh tanggungjawab sampai saat ini.
Tak terhitung lagi berapa banyak keringat dan air mata yang telah Mama dan Papa teteskan untuk ade. Ma'afkan perbuatan dan perkataan ade yang secara tidak sadar telah menyakiti perasaan Mama dan Papa. Maafkan ade yang terkadang ingin menang sendiri. Ade memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas semua kekhilafan dan dosa ade.
Kepada Bang Harridh, Bang Algi dan kak Anan terima kasih telah menjadi kakak yang baik bagi ade. Yang selalu mengingatkan agar selalu memperbaiki perbuatan yang salah. Terima kasih telah membantu Mama dan Papa untuk menjaga ade. Ma'afkan ade jika masih belum bisa menjadi adik yang baik. Maafkan ade yang selalu merepotkan dan menyusahkan. ade memohon maaf yang sebesar besarnya untuk semua kesalahan dan kekhilafan ade.
Ma, Pa disaat yang baik ini, ade memohon izin dan restu untuk dinikahkan dengan pria yang insyaallah akan ade cintai, sebagaimana mama mencintai papa. Pria yang insyaallah bisa menjadi imam yang baik, yang bijak, bertanggungjawab dan penuh kasih sayang. Ma, Pa maaf kalau ade selalu egois dan selalu ingin di turuti, terimakasih banyak karena mama dan papa selalu berusaha membimbing, mengajarkan dan membantu ade dalam banyak hal. Ade mohon ridho dan keikhlasan papa untuk menikahkan ade dengan Mas Abra. Ade juga mohon doa restu Papa dan Mama, semoga kehidupan rumah tangga ade dan Mas Abra nanti senantiasa rukun, damai, sejahtera sakinah mawaddah wa rahmah dan penuh berkah dari Allah SWT.
Ade haturkan terima kasih, semoga Allah Swt selalu melindungi kita semua.
Amin ya robbal alamin...."
Setelah mendengar jawaban dari Derrel, selaku seorang ayah yang akan menikahkan putri bungsunya. Tak berapa lama kemudian terserang "Saya terima Nikah dan Kawinnya Anindira Gistara binti H Derrel Muhammad Hilmi dengan mas kawin tersebut di bayar tunai" dalam satu tarikan nafas, ijab qabul terdengar begitu lantang dan sempurna.
"bagaimana para saksi?" tanya sang penghulu, "SAHH" teriakan dan riuh tepuk tangan mendominasi gedung tempat dilaksanakannya ijab qabul.
Anin berjalan menuju meja ijab qabul diiringi keenam sahabatnya dan ketiga kakaknya. Abra menghadap kebelakang saat Anin berjalan menuju ke arahnya. Tak kuasa, ia menangis terharu karena berhasil mengucapkan ijab qabul dan mempersunting gadis cantik yang menjadi incarannya. Dari belakang terlihat sangat jelas kalau bahu Abra bergetar saat menunggu istrinya menghampiri dia.
Saat MC memerintahnya untuk berbalik, Abra berbalik dan dapat dilihat dengan sangat jelas jika Abra menangis dan itu membuat Anin juga ikutan menangis terharu. Anin mencium tangan suaminya dan Abra mencium kening istri kecilnya. Sejenak suasana mengharu biru dan membuat banyak tamu ikutan terharu terlebih Karin dan Fatma.
"Duh Mas Abraham kayanya terharu banget ya bisa dapetin hati pujaannya?" ujar MC dan membuat Abra tersenyum manis.
Kini Anin dan Abra berdiri di pelaminan seraya bersalaman dengan para tamu undangan, begitu banyak ucapan selamat do'a baik yang mengalir untuk pernikahan mereka berdua. Beberapa petinggi kampus menghadiri pernikahan mereka. Anin sedang duduk menikmati suasana pernikahannya, ia merasa kakinya kram karena terlalu banyak berdiri. Abra yang peka akan istrinya langsung mengizinkan Anin untuk duduk. Tak berapa lama, dia ikut duduk di samping Anin. Abra menarik tubuh Anin untuk mendekat dan menyandarkan kepala Anin di dada bidangnya.
"Jangan manyun, saya jadi mau nyium kamu disini" ujar Abra diiringi kekehan ringan.
"Bisa-bisanya bapak mesumin saya di atas pelaminan" Jawab Anin
"Bisa lah, mesumin istri sendiri ga dosa loh, sayang" goda Abra lagi
"ish, bapak!" seru Anin gemas.
Pukul 2 siang, acara resepsi pernikahan sudah selesai dan kini pasangan suami istri baru itu sedang berada di dalam mobil menuju ke rumah Anin. Karin, Derrel juga ketiga kakak Anin sudah lebih dulu pulang ke rumah. Kini Anin dan Abra di antar supir menuju rumah mewah milik keluarga Anin.
"Kamu pegel?" tanya Abra seraya membantu melepaskan heels tinggi Anin dari kaki putih istrinya dan memihjat kakinya lembut.
"Lumayan pak" jawab Anin seraya memejamkan matanya.
"Mau bobo? sini nyender di dada saya" ujar Abra seraya menarik halus kepala Anin menuju dada bidangnya.
Anin merasakan debaran jantungnya, pasalnya ini adalah jarak terdekatnya dengan lelaki. Ia menghirup dalam aroma dari tubuh lelaki yang berstatus sebagai suaminya, ia menyukai aromanya. Anin memejamkan matanya lalu tertidur lelap sekali, membuat Abra tak tega membangunkan istri kecilnya itu. Akhirnya, ia menggendong Anin ala bridal style. Algi membukakan pintu rumah dan berlari untuk membukakan pintu kamar Anin. Abra tersenyum sopan pada seluruh keluarga Anin.
"Makasih ya gi" ujar Abra pada Algi.
"Sama-sama, jagain ade gue ya bang" ujar Algi seraya menutup kembali pintu kamar Anin. Abraham merebahkan tubuh mungil Anin di atas ranjang yang berada di tengah kamar Anin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Dosen
Romance21+ MATURE CONTENT AGE GAP STORY "Anin" "Kamu mau saya cium?" "Kamu empuk banget ya" "Tangan Bapak di dada saya!" "Eh maaf... maaf, saya gak sengaja nin." "Mau kamu kerjain atau saya yang ngerjain kamu?" "Bibir kamu manis, saya suka" ...