[COMPLETED]
Bagi seorang Jevie Abercio, Jia Felysia Bayuni adalah poros kehidupannya. Silakan semua orang meluluhlantakkan kehidupannya, selagi ada Jia yang menggenggam erat tangannya, berdiri disampingnya dengan segaris senyum yang menyejukkan, mak...
If you love something, love it completely, cherish it, say it, but most importantly, show it.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
Mama menggenggam tangan Jevie, kepalanya menunduk penuh khawatir. Sejam sudah berlalu tapi Jevie masih belum sadarkan diri. Seharusnya Jevie tidak perlu pulang hari ini, biarkan Mama saja yang terluka, jangan Jevie. Sebab terlalu sering Jevie mengorbankan banyak hal untuknya. Termasuk tubuhnya untuk menjadi amukan Aber.
"Bangun dulu, jangan buat Mama khawatir. Mama tunggu kamu sadar nak." mohon Mama mengecup genggaman tangan Jevie.
Ranu datang membawa 2 bungkus nasi goreng. Walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 1 pagi, tapi Ranu yakin, Tania pasti lapar karena harus menunggu Jevie dari tadi.
"Tante ayo makan dulu."
Tania menghela nafas pelan. "Tante nggak laper."
"Tante harus makan, jangan ikutan sakit juga. Jevie butuh Tante." balas Ranu, membuka bungkus makanan dan memberikan kepada Tania.
Tania menerimanya. "Makasih Ranu selalu peduli sama Jevie." ucap Tania. "Maaf karena selalu melibatkan kamu dalam kekacauan."
"Jangan minta maaf Tante, itu bukan salah Tante."
Suasana berakhir hening, masing-masing sibuk dengan makanannya sembari menunggu Jevie yang mungkin akan terbangun dari tidurnya. Hingga akhirnya suara ponsel yang berdenting memecahkan keheningan mereka.
Ranu melirik ponsel Jevie. Begitu juga dengan Tania yang terlihat penasaran dengan orang yang terus menerus mengirimkan pesan tanpa henti.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Teman Jevie, Tan. Tanya tugas." ucap Ranu berbohong, agar Tania tidak berspekulasi yang macam-macam.
///. (ノ◕ヮ◕)ノ*.✧. .\\\
Jia menyiapkan sarapan dengan senyuman yang begitu cerah, membayangkan dirinya bersama Jevie makan bersama membuat Jia langsung memikirkan. "Nikah nanti mau pakai adat apa ya?" tanyanya bermonolog sendiri.