8. arrgument

923 117 72
                                    

But when i touch her, i feel like i'm cheating on you

But when i touch her, i feel like i'm cheating on you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Tak jauh dari kampus ada cafe yang menjadi persinggahan sementara mahasiswa Neo, dan Jia adalah salah satu dari mahasiswa tersebut. Gadis itu menyesap kopi latte sembari sibuk pada laptop. Mencoba memahami contoh kasus yang diberikan dosen untuk dipelajari.

"Bisa jadi kasus membela diri. I mean, ini kayak kasus di drama law school. Kayanya gue harus nonton ulang deh."

"Nonton ulang apa?" tanya Haikal, membuat Jia mendongak dan menatap Haikal yang entah sejak kapan sudah berdiri disamping Jia. "Gue boleh duduk?" tanyanya menunggu jawaban Jia.

"Boleh, silakan." jawab Jia ramah.

Haikal menyesap matcha milknya. "Kerjain apa neng?" tanya Haikal menaruh kembali minumannya di atas meja.

"Lagi memahami contoh kasus yang dikasih dosen." jawab Jia, kemudian menaruh penuh atensi Jia ke Haikal. "Tau nggak?"

"Apa tuh?" sergah Haikal cepat.

Jia melirik minuman Haikal. "Yang lo minum itu, minuman rasa rumput tau." ucap Jia terlihat tidak suka dengan minuman yang dipesan Haikal.

Haikal melirik minumannya, lalu terkekeh sebagai respon dari penuturan Jia.

"Itu minuman paling nggak enak yang pernah gue coba."

"Memangnya lo pernah rasain rumput?"

"Ohh—" Jia terlihat bingung sekaligus mengingat-ingat apakah dirinya pernah mencoba rumput. "Nggak pernah sih." sambung Jia dengan senyum mentereng.

"Tuh! Rumput aja belum dicoba kenapa udah tau kalau matcha itu rasa rumput?"

"Karena pahit. Rumput 'kan pahit juga?"

"Memang iya? Kopi juga pahit loh." timpal Haikal, membuat Jia tampak berpikir.

Haikal lagi-lagi terkekeh ringan. Tatapannya tidak berpaling dari wajah Jia yang masih memikirkan obrolan mereka barusan. Sedikit mengerutkan dahinya bingung sampai akhirnya gadis itu mengedikkan bahu acuh.

Haikal mengalihkan pandangannya yang tanpa sengaja bertemu dengan Marva yang memasuki cafe. "Woi bang." sapa Haikal berdiri sembari melakukan salam ala-ala cowok.

Marva tersenyum kemudian menoleh kepada Jia yang kini juga menatapnya. "Ohh— hai Jia." sapa Marva, membuat Haikal bingung.

"Hai kak." balas Jia tersenyum.

"Kalian saling kenal?" tanya Haikal kembali mendudukkan dirinya yang diikuti oleh Marva disamping Jia.

"Kebetulan Jia junior gue waktu SMA." jawab Marva membuat Haikal manggut-manggut.

ROYALATTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang