7. i want to know

920 117 9
                                    

You can be kind, be gentle, be loving, be inspiring, but refuse to let anyone walk over you. Find your worth and after you do, you'll start holding yourself up to a higher standard.

.

.

.

Jia dan Halina berjalan berbarengan menuju perpustakaan. Mereka berniat mengembalikan buku bersama sebelum memutuskan untuk pergi ke mie gacoan.

"Kenalin gue sama Yuki." Halina langsung menghentikan langkahnya begitu mendengar penuturan Jia.

"Gue—" Jia memutar tubuhnya begitu melirik kesamping dan tak menemukan Halina. "Lah kok diam?"

Halina menatap Jia dengan raut wajah khawatir. "Nggak ada perang dunia ke 3 'kan antara lo sama Yuki?" tanya Halina.

Jia terkekeh kemudian menarik tubuh Halina agar kembali berjalan beriringan. "Nggak ada! Jevie udah cerita tentang dia."

"Ih iya gue lupa banget, kok bisa mereka jadi saudara tiri?"

"Jevie aja nggak tau, dia baru tau waktu pernikahan Mama-nya, pagi itu juga."

Halina menatap wajah Jia yang terlihat murung. "Tapi lo gapapa 'kan? Jujurly gue kaget banget waktu datang sama Nana. Kayak— lo tau 'kan posisinya mereka mantan, i mean— aduhh, . . Amit-amit deh."

Jia memukul lengan Halina pelan. "Lo jangan begitu dong! Bikin overthinking aja."

"Eh tapi, . ." Halina menggandeng lengan Jia sembari melirik kiri dan kanan. "Waktu pernikahan Mama-nya Jevie, cowok lo dingin banget ke Yuki. Gue aja sampai takut lihatnya."

"Gue heran deh, kenapa sama lo perubahan sikap dan raut muka dia tuh drastis banget. Lo nggak main dukun 'kan?"

"Gila lo ya!" omel Jia, menarik atensi mahasiswa yang berlalu-lalang. "Aslinya dia asik kok, tapi sama orang yang tepat aja."

"Sama aja tai." maki Halina.

"Yaudah kenalin gue sama Yuki. Ajak Kalila makan di mie gacoan, gue yang bayar." ucap Jia, kembali pada tujuan utamanya.

Halina tersenyum mentereng. Sejujurnya setiap hari Halina selalu ditraktir Jia tapi kali ini berbeda karena nambah personil baru, dimana Halina nyaman-nyaman saja sama Yuki dan Kalila. Mereka ramah, seru dan menyenangkan. Halina akan senang jika Jia bisa berteman baik dengan Yuki dan Kalila.

"Asikk!! Oke deh." balas Halina.

///.       (ノ◕ヮ◕)ノ*.✧.         .\\\

Yuki menyenggol lengan Kalila saat matanya tak sengaja menangkap sosok cowok yang ditemuinya waktu acara fisip kemarin. "Kalila, lihat." tunjuk Yuki dengan dagunya.

Kalila mengarahkan pandangannya sesuai dengan titah Yuki. "Lah ganteng, siapa tuh?" tanya Kalila penasaran.

"Gue bilangin Ranu ya?"

"Eh jangan dong cantik." sergah Kalila. "Becanda sayang." lanjut gadis itu terkekeh.

"Cowo itu yang gue ceritakan kemarin, kayaknya anak fisip juga."

Segera Yuki dan Kalila membuang pandangannya saat Jarrelie tanpa sengaja menoleh menatap mereka.

"Aduh mampus! Lo sih lihatnya begitu banget." omel Yuki, membuat Kalila protes tak terima.

"Enak aja! Lo yang suruh gue lihat tuh bocah, jangan lempar batu sembunyi tangan dong."

"Yaudah yaudah, sekarang kita pura-pura nggak tau aja."

ROYALATTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang