12. puncak dan rahasianya

844 124 43
                                    

You know who's gonna give you everything? Yourself

.

.

.

Jam masih menunjukkan pukul 6 pagi, tapi gadis yang sudah terbangun sejak subuh itu duduk dipinggir kolam sembari memainkan kakinya dalam air, menikmati hawa dingin yang mengalir ke seluruh partikel tubuhnya.

"Ngapain duduk sendirian disini?" kepalanya langsung mendongak untuk melihat cowok yang tiba-tiba berdiri disampingnya. "Mana cuman pakai kaos sama celana pendek lagi." sambung Ranu mengomel.

Kalila tersenyum, matanya melirik pada Ranu yang ikut duduk disampingnya. "Ini mah nggak ada apa-apanya. AC kamar gue jauh lebih dingin dari pada ini."

"Keren! Kembarannya Elsa." gurau Ranu.

Kalila hanya tersenyum sebagai respon dari penuturan Ranu. Gadis itu memilih diam dan melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda sebab kedatangan Ranu.

"Kalila, . ." panggil Ranu yang dijawab deheman oleh Kalila. "Masih mau nunggu gue nggak?" tanyanya, yang langsung mendapatkan tatapan bingung dari Kalila.

"Tunggu gue benar-benar selesai dengan masa lalu gue ya. Setelah itu kita mulai buku baru tentang gue dan lo. Hanya ada kita, tanpa ada dia." jelas Ranu menatap mata hazel milik Kalila.

"Setahun udah berlalu, doain gue tetap kuat buat nunggu lo lebih lama lagi." balas Kalila.

Ranu tersenyum, begitu juga dengan Kalila. Keduanya kemudian membisu beberapa detik, sampai akhirnya Ranu menceburkan dirinya ke kolam dengan membawa tubuh Kalila dalam pelukannya.

"RANU GUE NGGAK BISA BERENANG." teriak Kalila panik, memeluk leher Ranu erat.

Ranu terkekeh. "Gue yakin dirumah gede lo pasti ada kolam renang, jadi gue nggak percaya lo bilang nggak bisa berenang."

"Gue serius! Gue punya ketakutan sama kolam renang. Gue nggak bercanda."

"Kalau gitu, gue bantu lo buat nggak takut lagi."

Ranu membawa tubuh mereka lebih ketengah, membuat Kalila benar-benar mengeratkan pelukannya pada tubuh Ranu. Matanya terpejam kuat, menarik kekehan gemas dari bibir Ranu.

///.     (ノ◕ヮ◕)ノ*.✧.       .\\\

Marva yang mau membuat kopi, tanpa sengaja bertemu Jevie di dapur. Terlihat Jevie sedang mengaduk kopinya, membuat aroma khas kopi menyeruak diantara mereka yang terlibat kebisuan.

"Udah berapa lama pacaran sama Jia?" pada akhirnya Marva berucap, memecahkan keheningan diantara mereka.

Jevie langsung menoleh untuk menatap Marva. Ekspresi wajahnya masih terlihat tenang, bahkan sangat tenang begitu Jevie mengetahui bahwa Marva tau mengenai hubungannya bersama Jia.

"Lucu saat tau kalau zaman sekarang masih ada orang yang pacaran diam-diam. Enggak make sense banget, ya nggak sih?" lanjut Marva, memberikan perhatian sepenuhnya untuk menatap Jevie.

Jevie terkekeh ringan. "Udah tau 'kan sekarang? Jadi tolong jaga batasan lo."

"Hahaha lo beneran lucu, Jev. Lo khawatir sama gue tapi lo lupa kalau semalam cewe lo baru aja dicium sama Haikal."

Baru ingin membalas ucapan Marva, tiba-tiba Yuki muncul, melirik bergantian kepada Marva dan Jevie karena mereka memancarkan aura yang menegangkan.

"Serem banget tatapan lo berdua. Tolong gue minta maaf kalau ada salah." ucap Yuki, mengambil cangkir kemudian berniat membuat teh.

ROYALATTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang