03.Gadis itu,Keisari

1.3K 50 0
                                    

Di atas langit Singapura

Di atas langit Singapura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arland pulang. Pria itu duduk di sisi jendela pesawat. Ia akhirnya memutuskan untuk pulang untuk menemui Kiai Husen, kakeknya. Satu-satunya orang tua yang ia miliki. Ini pertama kalinya ia kembali pulang setelah bertahun-tahun lamanya. Sebelum Turki, ia sempat melanjutkan pendidikannya di Yaman, kemudian ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Turki.

Setelah kejadian di hotel malam itu, hubungan Arland dan Keisari merenggang. Jika biasanya mereka melempar senyum jika berpapasan, maka hal itu tidak lagi terjadi. Arland cukup merasa bersalah. Sementara keadaan di ndalem tidak jauh lebih buruk dari hubungan Arland dan Keisari. Arland yang sudah menganggur setahun di paksanya untuk melanjutkan pendidikan di luar negri.

Di kobong milik Hanif, Arland duduk sembari memperhatikan kawan sebayanya itu memperbaiki sepatu yang rusak.

"Berangkat sajalah. Tidak semua orang bisa dapat kesempatan sepertimu, Arland."

"Bagaimanapun aku tetap mau menikahi Keisari dulu."

"Kiai tidak akan pernah setuju."

"Sudah satu tahun aku meminta ridho dari Kiai. Tapi tidak pernah di izinkan. Memangnya apa yang salah dari Keisari."

"Mungkin memang bukan jodohmu."

Arland menghela napasnya panjang. Sekarang keadaan tidak semudah yang Hanif pikirkan. Arland hanya bisa terdiam. Kepalanya di penuhi keruwetan.

"Jangan buta karena cinta, Gus."

Keputusan Kiai Husen tidak bisa di ganggu gugat. Arland hanya bisa pasrah ketika segala perlengkapan dan berkasnya di persiapkan. Berat hati Arland. Sebulan sebelum pria itu berangkat, ia berusaha menemui Keisari yang amat jarang ia temui akhir-akhir ini. Perihal keberangkatan-nya, Arland sudah tidak bisa menolak, ia pun tidak punya hak memberontak. Hidupnya sudah di atur dengan sedemikian rapi oleh Kiai Husen. Bahkan untuk pasangan hidup.

"Cari Keisari?"

Arland hanya menganguk saja ketika Hanif bertanya. Pria itu masih celingukan ketika pulang dari surau.

"Tadi ke arah gedung sekolah. Kau lihat dialah. Tadi saat berpapasan wajahnya kelihatan sembab. Aku khawatir sedang ada masalah."

Arland tahu ke mana Keisari pergi. Tidak lagi banyak bicara, ia lantas berjalan terburu-buru menuju tempat yang Hanif maksud. Langkah Arland menyelusuri gedung sekolah di temani dengan suara sandal yang saling beradu dengan lantai. Suasana gedung sekolah cukup menyeramkan di malam hari. Arland selalu bingung kenapa Keisari sangat menyukai tempat ini. Pria itu tersenyum lembut ketika mendapati punggung Keisari yang tengah berdiri menatap ribuan bintang yang menghiasi gelapnya malam. Pria itu berjalan mendekat dengan gerakan pelan hingga Keisari tidak menyadarinya. Arland yang sebelumnya tersenyum mendadak terkejut. Reflkes, tangannya menarik tubuh Keisari yang hampir saja melompat dari atas gedung. Arland memeluknya dengan erat. Jantungnya berdegub nyeri. Hampir saja.

Rahasia Gus (TAMAT 🕊️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang