21. Arland dan sapta marga Abdullah

739 32 0
                                    

Setelah sholat subuh, kedua pria itu kembali bermain game di ponsel Arland, Musa yang terlihat antusias sekali ikut memainkan permainan tersebut dengan jemarinya.

"Ayah hebat!"

"Sudah tentu."

"Ayah, lalu kapan ayah akan memenuhi janji ayah?" Ujar Musa, tangan kurusnya ia pakai untuk bergelantungan di tubuh sang ayah.

"Ayah?"

"S, secepatnya." Bisik Arland.

"Ayah, ibu dimana?"

"Em, tadi katanya keluar sebentar."

"Assalamu'alaikum, gus."

"Wa'alikumussalam. Masuk, Abdi."

"Gus."

"Abdi?Ada apa?" ujarnya.

"Begini Gus...."Abdi menjeda kalimatnya, diliriknya Musa yang juga tengah khusyuk menunggu apa yang akan di ucapkannya. "um, bisa bicara Gus?"

Arland menyadari itu, ia lantas tersenyum kecil sembari mengacak pelan rambut Musa. "Apa boleh ayah tinggal sebentar?"

"Tidak, aku, aku akan tutup telinga ayah. Kau bicaralah"

Di tutupnya telinganya dengan rapat memakai kedua telapak tangannya, Musa lantas memberikan kode dengan anggukan menyuruh mereka untuk melanjutkan pembicaraan.

"A..."Abdi yang tidak percaya akan hal itu melirik Musa kembali, lalu Arland. "Gus, ditunggu Kiai."

"Hari ini—"

"Ayah akan pergi?"

"Telingaku bocor ayah" ujarnya dengan memelas, ia lantas memeluk Arland sembari menggeleng keras.

"Ayah kau jangan pergi."

Arland menghela napasnya pelan, ia lantas balik memeluk Musa sembari mengelus punggungnya dengan pelan, dagunya berada di atas kepala pria kecil itu. "Ayah hanya sebentar."

"Ayah—"memelasnya.

"Ayolah, putra ayah anak yang hebat,"ujar Arland, ia lantas mengurai dekapan Musa yang mendekapnya dengan erat, dimana kedua kakinya melingkar di pinggang Arland dan kedua tangannya melingkar pada leher pria itu.

"Aku tidak mau membiarkanmu pergi lagi ayah. Ayo kita tunggu jawaban ibu"

"Nak, hei. Ayah hanya sebentar, nanti jika urusannya sudah selesai ayah akan kembali"

"tapi ayah—"

"Kita tunggu ibumu dulu, lalu ayah akan pergi sebentar. Boleh?"

"Berjanjilah kau akan membawa ayahku kembali" ucap pria kecil itu dengan nada ketus. Ia lantas mengarahkan tangannya pada Abdi untuk berjanji.

Sedangkan pria dewasa itu menelan liurnya lamat, ia lantas mengaetkan jemarinya dengan ragu. "InsyaAllah."

"Assalamu'alaikum...."

"Wa'alaikumussalam"

"Itu ibu, apa ayah akan pergi sekarang?"

"Iya nak, kau bersama ibumu dulu ya. Ayah akan kembali lagi nanti" ujarnya, sembari mengecup kening sang putra.

Musa lantas membalasnya ."Ini dari ibu," ucapnya sambil tersenyum lebar setelah berhasil mencium pipi ayahnya.

"Musa—"

"Baiklah, itu dariku ayah."

Arland tersenyum kecil sembari menggendong sang putra menuju tempat tidur. "Pangeran kecil, kau jangan rewel, dan jangan merepotkan ibumu ya. Jadilah anak baik saat ayah tidak ada."

Rahasia Gus (TAMAT 🕊️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang