28. Dia, Tetap Gus Arland

1.9K 58 4
                                    

"Dyo"

Tidak ada sahutan, pria itu tetap melanjutkan kegiatannya yaitu mengambil sebuah pakaian di lemari. Padahal, Keisari sudah menyiapkan pakaiannya sejak tadi, tapi pria itu tetap mengambil pakaian yang lain.

"Baiklah" ujar Keisari pasrah, ia lantas berjalan keluar untuk menjumpai Ais dan Musa.

Arland memandangnya dengan kesal, wanita itu benar-benar meninggalkannya dan lebih memilih tidak peduli.

"Ini kusut" gumam Arland saat ia menemukan sebuah pakaian yang menurutnya bagus.

"Ini terlalu terang"

"Dulu juga memilih pakaian sendiri, kenapa sekarang begitu sulit?" ia lantas menarik sebuah kemeja dan juga celana jeans dan mulai memakinya.

"Apa ini, tidak bagus" gumamnya, ia lantas mulai mencari pakaian yang lain yang pantas ia gunakan.

Lama menggonta-ganti pakaian, Arland menyerah dan melirik pakaian yang Keisari siapkan, pakaian dengan warna abu-abu hitam itu nampak cocok, tapi Arland terlalu gengsi untuk mengambilnya mengingat ia tengah memberikan pelajaran pada Keisari yang berujung menyusahkan dirinya sendiri.

Tapi, ia tetap mengambilnya dan mulai mengenakan pakaian itu. "Ini cocok" gumamnya, sembari menyisir rambutnya untuk tertata rapi.

Arland menunduk ketika sebuah tangan melingkar di pinggangnya dengan mesra, juga wajah yang terbenam di punggung. "Maaf" ujarnya.

"hm" gumamnya, ia lantas kembali menyisir rambut.

"Dyo, aku menyu—"

"Aku sedang tidak ingin bicara" ujarnya.

Wanita itu ia lantas melepaskan Arland dengan segera. Ia lantas duduk sambil menyisir rambutnnya. Sedangkan Arland memandangnya kesal, pria itu menyibukkan dirinya dengan memakai jam tangan favoritnya.

"Lagian, kau memangnya rela kalau tubuhku yang seksi ini dibagi untuk perempuan lain" ketusnya.

Keisari yang mendengarnya terkekeh pelan, "Diam Dyo atau anak-anak akan mendengar."

"Memangnya kenapa? Ha?"

"Memangnya kenapa?" ketus Arland sambil mencondongkan wajahnya ke arah wajah Keisari. Alisnya terangkat satu menantang Keisari yang hanya tersenyum

Tanpa pikir panjang Keisari mendekatkan wajahnya dan mencium Arland di pipi "Diamlah, kau terdengar seperti Ais yang tengah marah-marah."

"Siapa yang menyuruhmu menciumku? Dasar perempuan mesum."

"Diamlah anak-anak akan mendengar mu nanti"

"Biarkan, biarkan mereka tahu bahwa ayah mereka ini sangat seksi" ucapnya sambil terus maju sambil menantang Keisari.

"Punggungku sakit, dyo," wanita itu hanya bisa memalingkan wajahnya sambil memukul dada Arland. Pria itu hanya tertawa sambil berusaha mencium wajah Keisari.

"Biarkan mereka tahu bahwa ayah mereka ini sangat bergairah," bisik Arland sambil tertawa-tawa.

"Waw"

"Tutup matamu Ais"

Buru-buru Arland melepaskan membantu Keisari untuk duduk kemudian menjauh dari wanita itu dengan senyum lebar. "Ah, haha. Ayah, ayah akan memakan ibu!" serunya sambil mendekati Keisari dan mengigit pelan pipi wanita itu.

"Ais akan memakan Ibu juga!" ujar gadis kecil itu, ia lantas berlari kecil ke arah kedua orang tuanya dan ikut mengigit tangan sang ibu.

"Kakak tidak ingin memakan Ibu?"

Rahasia Gus (TAMAT 🕊️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang