18. Ayahmu payah, nak

795 31 1
                                    

Kekonyolan malam tadi kini tersisa suara dengkuran keras yang keluar dari kerongkongan Arland. Keningnya kian terasa berat ketika kaki Musa berada di atasnya. Ranjang yang awalnya rapih mendadak bak kapal pecah. Bahkan, hanphone yang hanya diam di tempatnya terpaksa jatuh akibat tendangan. Malam yang terpaksa bergulir membuat Arland terbangun. Matanya terbuka setengah, ruangan yang temaram membuatnya meraba benda keras di kepalanya.

"Ya Allah,"keluhnya, dengan pasrah ia menyikirkan kaki putranya dari kepalanya.

Arland menyandarkan kepalanya di kepala ranjang sambil mengusap pucuk kepala Musa dengan sayang. Ternyata ini rasanya memiliki anak. Selama ini ia terkurung kesedihan sampai tidak sadar ia pun memiliki kebahagiaan yang menantinya. Alis yang rimbun dengan bulu mata yang lentik, memiliki hidung yang mancung dengan senyuman seperti ibunya. Anaknya benar-benar copyannya. Tidak puas hanya memandangi wajah polosnya, sambil tersenyum lebar Arland memainkan bulu mata Musa yang lentik.

"Bangun," bisik Arlalnd.

"Musa, bangun nak."

"Musa."

"A, Ibu. Lima menit ya?"

Arland tertawa dengan suara rendah sambil kembali mengganggu tidur Musa. "Bangunlah atau Ibu akan marah," ujar Arland lagi.

"Ibu, Ibu ayolah Ibu," Musa bergelung dengan matanya yang benar-benar terasa berat, bibirnya naik beberapa senti untuk memperlihatkan bahwa ia kesal.

"Hei,bangunlah sebelum ibu datang dan melihatmu dalam keadaan memalukan."

"HAA!" Teriak itu sontak membuat Arland menjauhkan dirinya dari Musa sambil tertawa terbahak-bahak. Pria itu tersenyum lebar melihat Musa yang menatapnya kesal.

"Aya menyebalkan!"

"Maaf,"ejek Arland.

"Aku mau tidur lagi."

Musa yang baru saja akan membaringkan tubuhnya langsung di tangkap oleh Arland. Kemudian Arland membuatnya terpaksa duduk kembali. "Ayo, kita harus pergi sholat!"

"Baiklah,"ujar Musa lesu.

Dengan malas Musa turun dari ranjang kemudian di susul oleh Arland yang masih tersenyum jahil.

"Ayo!"

"Di masjid?"

"Iya, laki-laki harus sholat di masjid."

"Tapi baju ayah?"

Arland lantas menunduk dan menatap tubuhnya yang bertelanjang dada. Pria itu lantas memeluk diri sambil menatap Musa yang juga menatapnya bingung. "Kembalikan baju ayah," ujarnya sambil menunjuk kaus kebesaran yang di pakai Musa.

"AAaa, tidak!"

"Hei, kau!"

"IBU!"

"Hei jangan memanggilnya!"

"IBU!"

"Baiklah-baiklah. Begini, kau keluarlah dan minta Ibumu ke kamar ini. Tapi jangan suruh masuk, cukup di depan pintu."

"Tapi aku tidak tau kamar Ibu."

Arland memutar otaknya mencari solusi. Ia lantas mengambil selimut dan menutupi tubuh bagian atasnya."Ayo,kita ke kamar ibumu."

Setidaknya idenya ini cukup menutupi tubuhnya. Arland lantas menarik tangan putranya untuk keluar menemui Keisari.

"Ayah seperti beruang."

"Ini semua karena ulahmu yang jatuh di lubang buaya."

"Itu toilet."

"Lubang buaya."

Rahasia Gus (TAMAT 🕊️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang