9. Hilangnya Avel

9.1K 342 0
                                    

Happy Reading 🌻💚
.
.
.

"AVELLLL !!" 

Dasha tersadar dari lamunannya. Gadis itu menggelengkan kepalanya beberapa kali. Kenapa ia bisa berpikir seperti itu ? 

Dasha turun dari mobilnya dengan perasaan campur aduk, membayangkan kejadian aneh itu membuatnya bergidik ngeri. Ia berjalan perlahan mendekati pintu rumahnya.

Gadis itu memegang handle pintu, tak dikunci, sama seperti bayangannya tadi. Ia memberanikan diri untuk masuk ke dalam. 

Dasha sudah seperti maling sekarang, ia mengendap-endap naik ke kamar Avel. Dasha menempelkan telinganya di pintu kamar itu. Tak terdengar suara apapun dari dalam sana.

"Ngapain lo ?" Suara bariton dari arah belakangnya membuat Dasha terlonjak kaget.

"Astaga Avel ! Lo niat banget ya bikin gue jantungan !" Marah Dasha.

Kedua alis Avel bertaut, "Kenapa disini ?"

"Disuruh pulang sama Kak Dara" judes Dasha.

"Oh"

Avel masuk ke dalam kamarnya, kemudian menutup pintu. Dasha terdiam, kenapa cowok itu jadi dingin seperti ini, batinnya.

☁️☁️☁️

Malam pun tiba, seperti biasa Dasha tengah fokus dengan macbook dan buku tebalnya. Sisi penakut gadis itu keluar kala mendengar suara-suara aneh dari luar jendelanya.

Dasha merutuki dirinya sendiri, kenapa ia penakut sekali, payah, batinnya. Gadis itu lantas berjalan keluar kamar, menuju ruang kerja Avel. Ia dapat mengintip Avel yang tengah fokus dengan komputernya.

Tok tok tok.

"Gue masuk ya vel" ucap Dasha sambil membuka pintu.

Avel terdiam tak menanggapi ucapan Dasha tersebut, membuat gadis itu memanyunkan bibir karena Avel mencuekinya.

"Bisu baru tau rasa lo" ucap Dasha.

"Ada apa ?" Tanya Avel datar.

"Nggakpapa, gue mau nemenin lo kerja aja" jawab Dasha bohong, padahal sebenarnya ia takut di kamar sendirian.

"Katanya mau beli sofa buat gue" sindir Dasha.

"Gue tadi jemput lo buat beli sofa, tapi lo nggak mau" ucap Avel dengan pandangan tertuju ke komputernya.

"Hehe maaf, yaudah yuk beli sekarang aja" ucap konyol Dasha yang berhasil membuat Avel menoleh ke arahnya.

"Lo gila beli sofa malem-malem kayak gini ?" Tanya Avel.

"Kenapa ? Kan masih buka juga, emang ada larangan beli sofa malem-malem ?"

"Ya nggak ada sih, tapi ya nggak malem juga Dasha"

"Besok gimana ? Gue nggak ada kelas, cuma bimbingan"

"Boleh, tunggu di parkiran jam 11"

Dasha manggut-manggut mendengar ucapan Avel. Ia lantas duduk di lantai dan mulai membuka macbooknya.

Avel sesekali melirik Dasha, ia merasa kasihan karena gadis itu harus duduk di lantai yang dingin tanpa alas.

"Nggak dingin ?" Tanya cowok itu.

"Ya dinginlah, menurut lo ni lantai ada penghangatnya gitu ?" Sewot Dasha.

"Terus kenapa lo rela dingin-dinginan nemenin gue kerja ?" Pertanyaan Avel membuat Dasha terdiam sepersekian detik.

TRY ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang