42. Kelvin Sialan (17+)

8.6K 244 53
                                    

I'm back 🙂
.
Sebenarnya belum tembus votenya, tapi kasian sama readers setia aku yang chat tiap hari 🥲
.
Yang baca banyak kok, cuma luangin waktu nggak ada sedetik buat pencet tombol bintang apa susahnya sih ? 🥺
.
I'm writting for you. Kalian bayar aku pakai vote aja, mutualisme kan ? 😚
.

H a p p y R e a d i n g 💞🌼
.

"Lo mau tinggal di rumah gue ?"

Anya terdiam, ia memandang Dasha dengan tatapan aneh. Kenapa wanita itu tiba-tiba memberinya tawaran seperti itu ?

"Hei !" Sentak Dasha membuat lamunan Anya buyar.

"E-eh iya sorry gue nggak fokus, gimana tadi ?" Gugup Anya.

Dasha menghela nafas, "Tinggal di rumah gue" ucapnya.

Anya nampak berpikir, menimang-nimang tawaran Dasha tersebut.

"Enggak deh sha, gue lebih prefer kalau nomaden kaya gini. Walaupun di rumah lo ada yang jagain, tetep aja Dante bisa nekat. Gue nggak mau bikin orang lain bahaya karena gue.."

"..lagian Avel udah pasti nggak bakal bolehin gue tinggal di rumah lo juga" ucap Anya dengan tersenyum miris sambil memalingkan wajahnya.

Dasha terkejut dengan penolakan yang diberikan Anya itu. Pasalnya ia masih memiliki sedikit rasa curiga pada Anya, apakah wanita itu masih menyukai Avel atau tidak.

"Gue bisa bilang ke Avel kok kalau lo mau, daripada lo hidup sendiri ?" Dasha masih berusaha membujuk wanita itu.

Anya tersenyum kemudian menaruh tangannya diatas tangan Dasha, "Nggak usah, gue nggakpapa. Cukup lo bantuin gue kabur tanpa Dante, itu udah pertolongan terbesar buat gue"

Anya berubah. Itu yang Dasha rasakan kala wanita itu tersenyum manis padanya. Senyuman yang menurutnya adalah senyuman tulus dari seorang wanita.

"Yaudah, kalau lo emang nggak mau. Nanti pas lo mau kabur, lo kasih tau gue aja, atau kalau enggak gue kasih nomernya pembantu gue deh, gue takut Avel curiga soalnya"

Anya mengangguk. Ia kembali memegang tangan Dasha, "makasih ya, lo orang paling baik yang pernah gue temuin, gue jadi ngerasa kalau gue udah jahat banget sama lo karena mau ngerebut Avel"

Dasha seketika melotot. Pengakuan dosa macam apa ini hah ? Ya walaupun Dasha udah bersikap baik tapi bukan berarti jengkelnya sama Anya ilang ya.

☁️☁️☁️

Setelah selesai menghadiri rapat dengan para staffnya, Avel kembali ke ruang kerjanya. Ia tak menemukan Dasha disana, wanita itu belum kembali, atau memang langsung pulang ? Batinnya.

Avel mengambil ponsel yang berada di saku celananya, baru ia akan menempelkan ponsel itu ke telinga, pintu ruangan tersebut terbuka membuat Avel seketika menoleh.

"Mau telfon siapa ?" Tanya Dasha dengan pandangan curiga.

Avel memperlihatkan layar yang tertera tulisan 'Bumil Cantik' disana. Bukan Avel yang menamai kontak Dasha seperti itu, tapi wanita itu sendiri.

"Kamu darimana ?" Tanya Avel sambil menyimpan ponselnya.

"Kan tadi udah bilang, mau ketemu temen SMA aku" Dasha nampak sedikit kikuk, sengaja tak menatap mata Avel.

"Cewek apa cowok ?"

"Ih kepo banget" ucap Dasha sambil menjulurkan lidahnya.

Avel memeluk wanita itu dari samping.

TRY ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang