3. Undangan

8.8K 342 2
                                    

Dasha terdiam mendengar ucapan Avel. Hatinya terasa bergetar, kala Avel berjanji akan membuatnya sembuh dari rasa trauma itu.

"Its okay vel, lo gak perlu janji sama gue, cukup kita sama-sama mencoba berdamai untuk hubungan ini" ucap Dasha dengan senyum manisnya.

Sudut bibir Avel terangkat sedikit, baru kali ini ia merasa hatinya menghangat hanya karna ucapan seorang wanita.

"Lo cantik" ucap Avel lirih.

"Hah ?? Apa ?" Sahut Dasha karna suara Avel yang tak jelas.

"Ayo pulang" Avel mengalihkan pembicaraan.

"Gue balik ke kampus"

"Lo masih ada kelas ?" 

"Enggak sih, mobil gue masih disana" ucap Dasha sambil merapikan rambutnya.

"Bentar lagi maghrib, gue anter lo pulang aja, soal mobil biar gue yang urus" ucap Avel sambil menaiki motornya.

"Eh nggak usah, gue biasa kok bawa mobil sendiri, nanti malah ngerepotin" 

"Ini bentuk kepedulian gue sama lo, gue gamau calon istri gue kenapa-kenapa" Avel memakai helmnya.

Dasha memelototkan mata mendengar Avel menyebutnya 'calon istri'. Apa cowok itu nggak sadar kalau jantung Dasha kini sedang berdugem ria.

"Lo ngapain diem aja, cosplay jadi patung ?" Avel bersidekap dada sambil menoleh ke arah Dasha.

"Ihh nyebelin" ucap Dasha memukul lengan Avel. 

Apa-apaan cowok ini, sebentar bersikap manis, sebentar bersikap kurang ajar. Dasar cowok nyebelin ! Batin Dasha.

☁️☁️☁️

Dasha turun dari motor Avel saat sudah sampai di depan rumahnya. Gadis itu merapikan rambutnya yang tampak sedikit acak-acakan karna memakai helm.

"Lo nggak mampir dulu ?" Tanya Dasha melihat Avel yang menenteng helm yang ia pakai tadi.

"Nanti gue kesini lagi, balikin mobil lo, dah gue cabut ya" ucap Avel menstarter motornya.

"Okee, makasih ya"

Avel hanya berdehem, kemudian melajukan motornya. Melihat cowok itu yang sudah menjauh, Dasha berjalan ke arah rumahnya.

Di depan pintu sudah ada Kak Dara dengan senyum jailnya. Nampaknya ia happy karna adiknya yang diantar pulang oleh Avel.

"Ciee ciee, pulang sama calon suami nihh" teriak Kak Dara.

"Apaan sih lo, ga jelas" sewot Dasha sambil berjalan melewati kakaknya.

"Ciee malu ciee, mobil lo kemana emang, kenapa bisa pulang sama Avel ?" Kak Dara terus mengekori langkah Dasha.

"Gue gadein" jawab Dasha cuek.

"Gue nanya serius bocah"

"Enak aja lo manggil gue bocah, bentar lagi gue koas nih, panggil gue dok-ter Da-sha" ucap Dasha dengan penuh penekanan.

"Males banget, lo lupa gue siapa ? Dokter Dara, harusnya lo juga panggil gue dokter, kenapa lo nyolot banget sama gue"

"Ahhhh udahlah, males gue ribut sama lo" Dasha meraih gagang knop pintu kamarnya.

"Jawab gue dulu, lo darimana ? Kenapa bisa dianter Avel ?" Tanya Kak Dara dengan nada serius.

"Gue abis temuin Avel sama Arga, dah puas lo ?"

Dasha masuk ke dalam kamarnya, kemudian mengunci pintu itu. Bahaya jika ia tidak menguncinya maka Kak Dara akan masuk dan bertanya dengan 1000 pertanyaan.

TRY ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang