32. Ayo punya anak !

9.3K 291 2
                                    

🌼  H A P P Y     R E A D I N G   🌼
.
.
.

Avel mengangguk. Berusaha menyembunyikan perasaannya. Ia tak mau berdebat dan membuat Kak Dara kecewa padanya lagi.

"Gue kesini mau ambil sebagian baju Dasha, boleh kan ?" Tanya wanita itu, yang lagi-lagi diangguki oleh Avel.

"Kakak tunggu aja, biar diberesin sama bibi" ucap Avel kemudian berlalu meninggalkan kakak iparnya.

Avel melepas jasnya, menaruhnya asal. Sudah beberapa minggu ini tak ada yang mengomelinya ketika menaruh sesuatu secara asal. Ia rindu wanitanya.

"I miss you so much sha.." ucap Avel sambil mengambil foto pernikahannya dengan Dasha.

Avel mencium foto tersebut. Ia meneteskan air mata.

"Andaikan kamu dengerin dulu penjelasan aku sha, pasti semua nggak akan kaya gini" sesal Avel.

*Flashback on*

"Lo bikin Dasha pergi van ! Kenapa lo terus ngerecokin hidup gue !!" Bentak Avel pada Anya yang sedang menangis.

"Maaf vel, tapi cuma lo yang gue punya"

Anya terus menangis di teras rumah Avel. Untung keadaan sepi, jika tidak pasti tetangga akan bergunjing tentang mereka.

"Lo hamil sama siapa sih van ?" Pasrah Avel, ia lelah berhadapan dengan wanita itu.

"Dante, dia nggak mau tanggung jawab sama anak ini vel"

Avel mengusap kasar wajahnya. Apakah selama ini Zylvanya mendekatinya supaya ia terjebak dan mau bertanggung jawab atas bayi itu ?

"Apa selama ini lo mau jebak gue ? Dan berharap bayi itu dapat pengakuan dari gue ?" Tanya Avel serius.

Dengan menangis, Anya mengangguk.

"Shit ! Lo gila van !! Sinting !!" Maki Avel.

"Maafin gue, maafin gue vel" tangis Anya makin menjadi.

"Lo bikin Dasha jadi salah paham van ! Sekarang dia pergi sebelum tau kebenarannya !"

Anya terdiam dan menunduk. Tak mampu menatap Avel yang sedang termakan emosi itu.

"Ikut gue ! Kita temuin Dante"

Avel berjalan ke arah mobilnya diikuti Zylvanya. Ia akan menemui Dante dan meminta pertanggungjawaban dari lelaki tersebut.

*Flashback off*

🌧️🌧️🌧️

Dasha mengerjapkan matanya pelan. Jam 1 dini hari, tumben sekali ia terbangun. Ia menatap sekelilingnya, suasana yang berbeda dari sebelumnya.

Wanita itu turun dari kasur menuju kamar mandi. Setelah buang air kecil, ia melihat pantulan dirinya di cermin. Tampak sedikit luka kering di wajah dan bagian tubuhnya yang lain.

Dasha mengangkat sedikit kaosnya, memperlihatkan perutnya yang rata itu. Ia meraba dan mengelusnya pelan.

"I'm sorry baby" ucap wanita itu dengan air mata yang menetes di pipinya.

Ia menutup kembali perutnya. Lantas berjalan ke kasurnya lagi. Membuka ponselnya yang tertera beberapa notifikasi dari Avel maupun teman-temannya.

Dasha memandang foto pernikahannya yang entah kapan sudah terpajang rapi di kamarnya itu. Hidupnya sungguh lucu, dijodohkan dengan orang yang tak ia kenal dan berakhir seperti ini. Haruskah ka tertawa?

TRY ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang