18. Anya, Anya, Anya

6.3K 233 1
                                    

Dasha berjalan memasuki gedung pencakar langit itu. Ya walaupun penampilannya tidak mencerminkan istri seorang CEO karna ia hanya memakai dress pendek.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu ?" Ucap seorang receptionist wanita.

"Siang mbak, saya mau ketemu sama Pak Avellino bisa?" Ucap Dasha.

"Apakah sudah membuat janji sebelumnya?"

"Umm udah mbak...di rumah" ucap Dasha dengan mengatakan 'di rumah' sambil berbisik.

"Atas nama siapa ? Biar saya cek terlebih dahulu"

"Dasha Namara"

"Baik, sebentar ya bu"

Receptionist itu nampak menghubungi seseorang lewat telepon. Dasha mengedarkan pandangannya ke sekeliling gedung itu.

"Maaf bu, tapi atas nama Dasha Namara tidak ada di list jadwal Pak Avellino hari ini"

"Haduh mbak, ribet banget sih cuma mau ketemu Avel aja"

Dasha nampak mengeluarkan ponselnya, ia mencoba menelepon suaminya itu.

"Aku udah di depan nih, tapi nggak bisa masuk" ucap Dasha ketika sambungan telepon itu diangkat oleh suaminya.

"Kasih hapenya ke receptionist"

Dasha memberikan ponselnya pada receptionist itu. Ia mendengar bahwa Avel sedikit memarahinya, mungkin karna membiarkan Dasha menunggu.

"Ruangan Pak Avellino ada di lantai 5 bu, maaf karna saya tidak sopan hingga membuat anda menunggu" ucap sang resepsionis.

"Iyaa mbak, santai aja, kamu nggak akan dipecat cuma karena bikin aku nunggu"

Dasha kemudian berjalan menuju lift, ia menekan tombol 5. Lantai yang dimaksudkan sang resepsionis tadi.

Sesampainya disana, tanpa dipersilahkan masuk Dasha sudah nyelonong ke ruang kerja Avel.

"Mereka nggak tau ya kalau aku istri kamu ?" Omel Dasha.

"Ya taulah sayang, tapi receptionist yang tadi baru kerja disini satu bulan. Maafin ya"

"Hmmm. Nih aku bawain makan siang, sebenernya pengen masak sendiri cuma nggak keburu" ucap Dasha sambil menaruh paperbag berisi makanan itu.

"Kamu nggak makan ?" Tanya Avel.

"Nggak deh, aku masih kenyang"

"No. Nanti maag kamu kambuh lagi. Kita ke restoran depan kantor gimana ? Kamu belum coba disana"

"Boleh deh, yuk"

<Set. Restoran>

"Bentar lagi wisuda, mau hadiah apa ?" Ucap Avel sambil memakan makan siangnya.

"Umm apa ya ?" Dasha mengetuk-ngetukkan jari di dagunya.

"Mobil ?"

"Nonono, aku udah punya mobil"

"Vespa mau ?"

"Vespa ? Buat apaan Avel, aku nggak bisa naik motor"

"Nanti aku ajarin, gimana ?"

"Terserah kamu aja deh"

Saat mereka tengah menikmati makan siang, tiba-tiba seseorang datang menghampiri meja mereka, membuat keduanya sama-sama kaget.

"Hai vel" sapa wanita itu.

'Bangsat, ni cewek nyari gara-gara sama gue beneran ya' umpat Dasha dalam hati.

"Hai van, tumben kesini. Lo bilang nggak suka sama restoran ini" ucap Avel membuat Dasha memelototkan matanya.

"Sekali-kali, tadi gue lewat terus liat mobil lo disini jadi gue mampir deh" ucap Zylvanya sambil mendudukkan diri di samping Avel. Catat, di samping.

TRY ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang