31. Pil Pahit

7.9K 257 0
                                    

E N J O Y 🌼🌈
.
.
.

Deg. Nafas Avel tercekat. Sepersekian detik ia merasa darahnya berhenti mengalir.

"M-maksud kamu?" 

"Ayo berpisah vel" ucap Dasha dengan nada parau.

"Pisah ? Apaan sih sha, kamu baru aja bangun dari koma loh, tiba-tiba ngajak pisah, ini pasti efek samping obatnya" ucap Avel dengan sedikit tertawa yang dibuat-buat.

Dasha terdiam. Kepalanya masih pusing untuk berdebat dengan Avel. Biarkan seperti ini dulu, nanti jika ia sudah mendingan, ia akan merundingkan hal ini dengan Avel.

"Kamu mau apa ? Biar aku ambilin" tawar Avel.

"Pergi" ucap Dasha singkat.

Avel tertegun. 

"Sha.."

"Pergi vel !!" Bentak Dasha.

"Kalau aku pergi kamu nggak ada yang jagain sayang, ijinin aku disini ya, aku kangen sama kamu"

"Nggak ! Tinggalin aku sendiri vel, aku mohon" 

Melihat Dasha yang sampai memohon supaya ia pergi, Avel bimbang. Ada sesak di hatinya kala wanita itu menyuruh ia pergi.

"Okee aku pergi, aku bakal tunggu kamu di luar. Kalau ada apa-apa panggil aku ya"

Avel berdiri dengan berat hati. Ia mengelus pucuk kepala Dasha, baru akan mendaratkan bibirnya di kening gadis itu, Dasha menoleh, menolak ciuman dari Avel.

Avel tersenyum paksa, ia lantas keluar, menunggu Dasha di luar ruangan.

Hening. Dasha memandang langit-langit kamar rawatnya. Sekelebat kejadian yang membuatnya harus koma kembali terulang.

Dasha meringis merasakan sakit di punggung bawah dan perutnya, seperti nyeri kala ia haid. Namun sakit itu terus bertambah, membuat keringat bercucuran dari dahinya.

"AVELLL" Teriak Dasha dengan raut kesakitan.

Pintu terbuka, menampilkan Avel yang panik karena Dasha berteriak memanggil namanya.

"Kenapa sayang ? Apa yang sakit ?" Ucap Avel dengan panik.

"Perut..perut aku sakit vel, bayi-akhhh" Dasha meringis kala rasa sakit itu bertambah kuat.

"Tahan sebentar oke, aku panggil dokter"

Avel segera berlari keluar ruangan. Perasaannya campuk aduk kala melihat sang istri begitu kesakitan.

Tak lama, dokter segera memeriksa kondisi Dasha. Wanita itu menggenggam tangan Avel kuat, berusaha meredakan rasa sakitnya.

"Saya beri penghilang rasa sakit ya" ucap sang dokter sambil menyuntikkan cairan ke infus Dasha.

"Dok, sebenernya istri saya kenapa ? Dia sampai kesakitan seperti tadi, apa itu nggak bahaya ?" Tanya Avel.

"Kondisi ini wajar terjadi, kram perut setelah dilakukan kuret, rahim berusaha membersihkan jaringan yang masih tersisa di dalamnya" jelas sang dokter membuat dahi Dasha mengernyit.

"Kuret ? Maksud dokter ?"

"Maksud dokt- diem vel !" Ucapan Avel dipotong oleh Dasha.

"Istirahat dulu ya, supaya obatnya bereaksi lebih cepat" ucap sang dokter berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Nggak ! Saya nggak tuli buat denger penjelasan dokter tadi" 

"Shaa…" 

"Apasih vel, dokternya kasih penjelasan nggak jelas ! Aku juga dokter loh !" Geram Dasha.

TRY ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang