19. Dasha hamil ?

7.6K 249 6
                                    

E N J O Y ⛅🏜️
.
.
.

Avel melajukan mobilnya dengan secepat kilat. Tujuan lelaki itu hanya satu, menghajar Dante yang sudah melakukan kekerasan pada Anya.

Avel memarkirkan mobilnya di basement apartemen Anya. Lelaki itu langsung berlari memasuki lift guna menghampiri Anya.

Sesampainya disana Avel melihat Dante, yang notabene pacar Anya sedang berdiri di depan kamar dengan ponsel di telinganya.

"DANTE !!!!" Teriak Avel kemudian menghampiri cowok itu.

"Eits kalem brodie" ucap Dante ketika Avel mencengkeram kerah bajunya.

"Gue udah bilang sama lo, jangan ganggu Zylvanya lagi, lo budek apa gimana ?"

Avel mendorong tubuh Dante hingga terpentok tembok. Lelaki itu justru meringis merasakan nyeri di punggungnya.

"Apa hak lo buat ngatur hubungan gue sama Zylvanya hah ?" Ucap Dante sambil mendekati Avel.

"Lo nggak tau apa-apa Avel !!" Dante memukul pipi Avel hingga lelaki itu terjatuh.

Sudut bibir Avel mengeluarkan darah akibat tinjuan lelaki itu. Avel mengelap darah yang mengalir di sudut bibirnya,            ia tersenyum miring, sudah lama ia tidak menghajar orang, apakah ini saatnya ?

Avel melayangkan tinjuan ke wajah Dante, membuat lelaki itu terhuyung ke belakang. Avel lantas mendekatinya kemudian menarik kerah baju Dante dan membogem wajah lelaki itu secara brutal.

Dante yang notabene adalah mantan rival Geo waktu itu, juga tak mau kalah. Ia menendang tubuh Avel, hingga lelaki itu terhuyung ke belakang.

Kini Avel yang jadi sasaran empuk Dante, lelaki itu dihajar habis-habisan, hingga teriakan security yang dapat membuat Dante berhenti.

Dante segera pergi meninggalkan Avel dengan semua luka di wajahnya. Anya lantas membuka pintu apartemennya, ia langsung menghampiri Avel yang tengah dalam posisi duduk itu.

"Vel, maaf lo jadi bonyok kaya gini" ucap Anya sambil menyentuh luka di tulang pipi Avel.

"Aww sakit van !" Erang Avel.

"Gue obatin dulu ya"

"Nggak usah, gue mau pulang aja, Dasha takut di rumah sendiri" ucap Avel sambil berdiri.

"Tapi vel, nanti lukanya bisa infeksi kalau nggak dibersihin, gue bakal cepet kok" 

Avel menghela nafas pasrah, lagi pula jika ia pulang dengan keadaan bonyok seperti ini sudah pasti Dasha akan bertanya macam-macam.

Anya memapah tubuh Avel memasuki kamar apartemennya. Tanpa disadari oleh mereka, ada sepasang mata yang sedari tadi mengawasi setiap pergerakan dua manusia itu.

☁️☁️☁️

Hari semakin larut, semakin sepi pula komplek perumahan Dasha. Gadis itu mengeraskan suara televisinya kala suara-suara dari luar mengusik pendengarannya.

Gadis itu bersandar di headboard sambil menyelimuti tubuhnya hingga tersisa bagian kepalanya saja.

Ia begitu lapar, namun Avel tak kunjung pulang juga. Apa segenting itukah keadaan Anya hingga Avel tega meninggalkan istrinya di rumah ?

"Mas mas gofood mau nggak ya nganterin makanan sampe ke kamar ?" Tanya Dasha pada dirinya sendiri.

"Bukannya gue yang menyantap makanannya tapi malah gue yang disantap mas-mas gofood, ih ngeri" Dasha bergidik ngeri membayangkannya.

TRY ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang