8

697 81 0
                                    

First thing First (?) author mau ngucapin jeonggmaaalll khamsahamnida buat yang udah Vote. Jadi author lebih semangat buat cerita+jadi pertimbangan melanjutkan chapter to chapternya. Untuk yang belum vote + menyukai cerita ini, Bantu Vote ya. Thank you.

Oke start..

||

"Bona-ssi ada apa denganmu ? Kenapa badanmu panas sekali eoh ?" Eunseo menyentuh dahi Bona karena dari tadi Bona diam saja dan wajahnya sangat pucat ..

"Bona-ssi ada apa denganmu ? Kenapa badanmu panas sekali eoh ?" Eunseo menyentuh dahi Bona karena dari tadi Bona diam saja dan wajahnya sangat pucat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(anggaplah kira-kira begini penampilan Bonanya) :D


"Yakk!". Bona menyingkirkan tangan Eunseo dari dahinya.

"Kau sakit Bona-ssi, kenapa kau memaksakan dirimu pergi kesini, harusnya kita tunda dulu"

"Kau fikir, aku kesini karena apa ? Karena orangtuamu ! Mereka menyuruh kita kesini". Ketus Bona.

"Aku tahu, tapi kau seharusnya bilang padaku kalau kau sakit, jadi kita bisa bicarakan pada orangtua kita untuk setidaknya menunda beberapa hari keberangkatan".

"Aish, diamlah. Kau membuatku tambah pusing saja".

"Kau tunggu dikamar. Aku akan membelikan obat dan membawa kompresan untukmu".

"Tidak us.. aish". Belum sempat Bona menolak. Eunseo sudah keluar dari kamar hotel.

Yup. Setelah menempuh perjalanan berjam-jam dengan segala kekesalan yang dirasakan Bona, disinilah mereka sekarang, mau tidak mau Bona dan Eunseo harus berangkat ke Pulau Jeju untuk menghindari kecurigaan kedua orangtuanya pada hubungan mereka. Sekarang Mereka menuju ke hotel yang di pesan Mr. Son. Tentu saja hanya satu kamar. Bona mencoba pesan 1 kamar lagi tapi sudah full. Jadi solusinya (?) Bona menyuruh Eunseo untuk tidur di sofa malam ini. Bagaimanapun juga Bona masih tidak mau sekamar dengan orang yang sudah menjadi suaminya itu. Selama beberapa bulan ini ia hanya perlu memerankan peran sebagai istri yang baik dihadapan semua orang. Jadi masalah perusahaan Kim Corp bisa teratasi dengan bantuan Mr. Son. Setidaknya ia akan melakukan kebaikan untuk semua orang.

15 menit kemudian..

"igoo, aaaaa...buka mulutmu". Eunseo menyodorkan sendok makan didepan mulut Bona.

"Shiro!".

"Berhenti keras kepala, kau sedang sakit, aku akan dibunuh Appaku jika membiarkan menantu kesayangannya sakit, kajja buka mulutmu sedikit, kau makan dulu, aaaa....". Sedikit demi sedikit Bona membuka mulutnya meski matanya menatap tajam Eunseo.

"Yak kaouy jangggamh mancuariwu kusmptrna pdkwb".

"Kunyah dulu makanmu, setelah itu kau baru boleh mengoceh lagi, karena aku tidak mengerti apa yang kamu ucapkan jika mulutmu penuh dengan makanan".

Gleekk..

"Yak, kau jangan mencari kesempatan padaku!".Setelah menuruti apa yang Eunseo bilang, kini ia memperjelas kata-kata yang ia ucapkan sebelumnya.

"Aish, tidak ada yang mencari kesempatan, aku hanya takut dihajar Appaku Bona-ssi".

"aku tidak peduli jika kau mati sekalipun". Ucap Bona

"Kau tega sekali Bona-ssi :(". Eunseo memanyunkan bibirnya.

"Jangan memasang wajah seperti itu dihadapanku, kau sangat jelek, keluar dari kamarku!". Kesal Bona

"Aish, walaupun kau sedang sakit, kau masih bisa mengataiku. Baiklah, Sekarang kau tidur, kau panggil saja aku jika kau membutuhkan sesuatu".

"tidak usah sok peduli padaku!". Timpal Bona sembari memutar bolamatanya malas mendengar perkataan Eunseo. Eunseo tidak menghiraukannya, ia menyelimuti Bona setelah ia mengahabiskan waktu untuk menyuapi, mengompres, memberi obat dan mendengar ocehan Bona (?). Kemudian ia pergi ke ruangan yang sudah Bona Booking (?) Untuknya . Ruangan tengah dilengkapi selimut dan bantal untuknya tidur malam ini. Sofa . Haha.

 Haha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


EUNSEO POV

1 jam, 2 jam, 3 jam. Aish aku tidak bisa tidur, padahal ini sudah pukul 01.00 dini hari.

Bona. Bona. Bona. Kau tidak ada capeknya membuatku khawatir hmm..

Omo omo omo, aku baru menyadari, ini pertama kalinya kita berbicara lebih lama dan bisa dalam jarak yang sangat dekat seperti tadi. Emmm kenapa ketika dia jutek dan mengoceh pun dia sangat cantik. Bagaimana ini.. btw sebaiknya aku mengecek kedaannya sekarang.

Perlahan aku membuka pintu kamarnya. Terlihat ia sedang tidur dengan nyamannya. Aku ingin memastikan ia sudah agak membaik atau belum. Ku pegang dahinya ternyata panasnya sudah turun. Syukurlah. Ku rapikan anak rambutnya yang menghalangi pandanganku. neomu yeopo Bona-ya. Ketika kau tersenyum, kau sangat cantik. Ketika jutek, kau cantik. Kau marah, kau cantik. Kau galak, kau cantik. Kau tidurpun, kau cantik. Bagaimana kalau aku semakin menyukaimu Bona-ya ? Bisakah aku merebut hatimu dari laki-laki itu ?. Ehhhh, Ada apa dengan pertanyaanku itu, biasanya dalam hal apapun aku selalu optimis. Ya benar, aku harus optimis. Fighting Son Eunseo. Setidaknya aku masih punya kesempatan untuk berjuang.

Ah, sebaiknya aku kembali, aku lega melihat dia sudah membaik.

"Jaljayo Bona-ya".

POV End

Eunseo kembali ke ruangan tengah. Sebelum tidur, ia mendial salahsatu nomor di handphone nya.

"Sojung-ah, bagaimana? kau sudah mendapatkan informasinya?".

"zZZzzZ nu..guya ?". Jawab orang yang bernama Chu Soojung diseberang sana.

"SON JUYEON, pabbo".

"Aishh, kukira siapa, hmm ZzZZ kau tenang saja aku zZZz"

"Yak bicara yang jelas, kau tahu ini tugas penting dariku".

"hmmzzz"

"Yak Yaak Chu Soojung kau tidur ? yaaakkkk".

"Aish Eunseo-ya, aku mengerti ini penting, tapi bisakah kau lihat jam berapa sekarang eoh ? kau fikir semua orang sedang apa di jam 02.00 dini hari, kenapa tidak tunggu pagi saja, kau mengganggu tidurku".

"Ah benar juga. Mian. Annyeong".

"Yaish Saekiya!"

"Hehehe".

Tuuuutttttt.

Eunseo melempar handphone nya dan mencoba memejamkan mata.


===

FORCED MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang