FORCED MARRIAGE

16

Beberapa bulan kemudian.

"Good morning Chagi-ya kau ikut denganku sekarang. Kau Pakai baju ini ok".

"Cihh. Andwe".

"pokoknya kau ikut, aku tidak mau ditanya tentang keberadaanmu oleh Appa ku dan Appa mu jika kau tak ada. Kita akan peresmian dan pembukaan stadion baru yang perusahaanku beli beberapa bulan lalu, kau tahu kekasihmu itu kalah dariku, haha payah sekali".

"itu hanya kebetulan saja!".

"Bagaimana ya, aku sudah beberapa kali bersaing tender dengan tempat kekasihmu itu bekerja. Dan selalu saja aku yang menang. Itu membuktikan bahwa aku memang keren, kau tidak sadar saja jika suamimu jauh lebih keren daripada kekasihmu yang tukang ngadu itu". Sombong Eunseo.

"Yakkk! Berani sekali berkata seperti itu".

"memang begitu kenyataannya, cepatlah kau bersiap".

"ASSHHHH SON EUNSEO!!".

30 menit kemudian.

"Kajja, kau berangkat semobil denganku". Eunseo membukakan pintu mobilnya untuk Bona.

"Aku tidak mau, aku akan membawa mobil sendiri".

"Palli masuk Bona!". Kesal Eunseo, tapi tetap saja Bona tidak mendengarkannya, ia berjalan menuju ke mobil yang akan ia kendarai.

"YYAAAAAKKKKKK!!!". Pekik Bona dan reflek mengalungkan tangan pada leher Eunseo karena tiba-tiba Eunseo menggendongnya dan memasukannya ke mobil yang sudah Eunseo siapkan untuk mereka berangkat. Tak lupa ia memasangkan seatbelt untuk keamanan Bona.

"kau susah sekali aku suruh masuk mobil saja".

==

"Jeongmal khamsahamnida untuk semua yang sudah hadir di acara peresmian sekaligus pembukaan stadion ini. Sekarang, aku akan mempersilahkan istriku yang sangat cantik ini untuk menggunting pitanya, igo chagi-ya. Ucapkan sepatah dua patah kata dulu kepada suamimu sebelum kau gunting pitanya". Ucap Eunseo tersenyum konyol pada Bona sambil memberikan mic dan guntingnya. Kata-kata Eunseo membuat semua orang yang ada disana terkekeh termasuk kedua orangtua mereka.

"yak jangan menyuruhku yang aneh-aneh. Awas kau!". Bisik Bona kesal.