Pagi hari ini kelas Ravan sedang di isi mapel Mtk untuk jam pertama, semuanya langsung sunyi karena guru matematika mereka terkenal galak dan menyeramkan.
"Rav jawaban nomor 10 apa ?" Tanya Ales berbisik yang memang bangkunya dekat dengan bangku Ravan.
"Cari tahu sendiri. " Jawab Ravan.
"Is pelit amat." Ucap Ales.
"Entar ketahuan."Peringatan Ravan.
"Gak bakal ke tahuan kalo sama Ale " Balas Ale dengan soknya.
"Ke tahuan kalau gue kasih tahu." ancam Ravan.
"Ya jangan di kasih tahu la." Tutur Ales.
" Pak !" Panggil Ravan seraya berdiri dari duduknya yang membuat Ales langsung terkejut.
"Rav elo mah gitu sama teman, jangan lah. " Mohon Ales pelan degan espresi panik
"Iya kenapa Ravan." Jawab pak septo guru matematika itu.
"Rav please. jangan kasih tahu lah." Mohon Ales sekali lagi.
"Saya mau kasih tahu... Saya sudah selesai. " Ucap Ravan yang membuat Ales geram bukan main ia kira Ravan akan benar-benar memberi tahu pak septo.
"Ya sudak kumpul kan di atas meja guru dan kamu boleh istirahat " Ucap pak septo.
Ravan maju sembarai tersenyum penuh arti ke arah Ales yang enggan melihatnya walaupun masih tetap melihat Ravan.
.....
Kantin, tempat Ravan berada sembari menunggu teman-temannya selesai mengisi soal matematika di kelas.
"Kenapa gue pengen waktu berjalan cepat hari ini. " Batin Ravan sambil mengaduk es tehnya.
Tak lama seorang wanita dengan membawa es jeruk datang dan duduk di meja yang sama dengan meja Ravan tepatnya di hadapan Ravan.
"Aku boleh duduk di sini?" Tanya wanita itu.
"Kan udah duduk kenapa baru nanya sekarang ?" Tanya Ravan dengan muka datar.
Wanita itu kikuk, tidak tahu harus bicara apa karena tadi hanya basa basi saja namun, dia salah orang jika ber basa basi bersama Ravan.
"Eh, btw nama aku Ziska " Ucapa lnya memperkenalkan diri dengan senyuman yang sengaja di manis-maniskan.
"Saya gak nanya nama." Balas Ravan. Ravan bukan tidak tahu Ziska anak kelas 10 ipa 2 yang bisa di bilang centil, pecicilan, playgirl dan sok cantik.
"Ya siapa tahu nanti kamu pengen tahu gitu nama aku. " Tutur Ziska masih dengan senyuman yang di manis-maniskan.
"Gak pengen, gak minat, dan gak mau tahu nama anda siapa " Ucap Ravan menekan kan setiap kata.
Ravan berdiri dari duduknya sebelum pergi dia tak lupa berkata " Oh, iya jangan telepon saya lagi di tengah malam dan berhenti chat saya jika tidak penting. " Titah Ravan yang sudah muak dengan tingkah Ziska yang selalu chat Ravan juga menelepon Ravan di tengah malam meski sudah di blokir, namun namanya juga playgirl punya banyak nomor untuk setiap pacarnya.
Setelah mengatakan itu Ravan langsung pergi meninggalkan Ziska yang sudah sangat kesal karena tidak bisa menjadikan Ravan sebagai salah satu pacarnya.
.....
Di lapangan basket Ravan barus saja datang dan di sana suda ada ke empat temannya yang hanya sedang bersantai di pinggir lapangan, tepat lnya di bawa pohon, tapi tidak untuk Aza yang sedang bermain basket sendiri di tengah lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANYA
Short Story[ SEDANG REVISI ] Menjadi seorang Ayah di saat dirinya belum menikah dan masih dalam status siswa SMA kelas akhir, itu tak pernah terpikirkan oleh seorang RAVAN ALASKA EBRIDA. Namun bayi yang ia temui di tengah dingin dan gelapnya malam membuat sem...