{23}. Selamat ulang tahun

1.6K 114 2
                                    

Mohon maaf, udah lama pakek banget gak update. 🙏

Pagi-pagi sekali Reva sudah ada di meja makan terlihat sibuk. hari ini rambut panjangnya ia biarkan tergerai, di hiasi jepit rambut kupu-kupu biru yang cantik.

Lengkap dengan seragam Tk, ia sudah memasang wajah senyum seceria mentari pagi.

"Pelan-pelan ya Non. " Liana, pengasuhnya tengah mengawasi bagaimana Reva menaruh nasi goreng di atas piring yang katanya untuk sang ayah.

Anak itu berdiri di atas kursi lalu terlihat sok sibuk menata piring untuk sang ayah yang masih bersiap di kamarnya.

"Ayah! " Ia langsung berseruh senang saat Ravan terlihat mendekat dengan pandangan yang tak teralihkan dari henphonenya.

Ravan mengakat pandangan dan seketika senyumnya terukir sepagi ini. Ia berjalan lebih cepat menghampiri si putri kecil yang menghilang setelah shalat subuh tadi.

"Pagi ayah! " Sapa Rava lalu turun dan duduk dengan benar di kursi.

"Pagi, cium ayah dulu. "Ravan mendekatkan pipinya pada Reva dan langsung mendapatkan satu kecupan dari si kecil.

Ia mengernyit saat melihat piringnya sudah diisi nasi goreng dan telur mata sapi yang di bentuk wajah tersenyum dengan saus. Ravan terkekeh dan sudah bisa menebak siapa yang melakukannya.

"Siapa yang buat nih, cantik banget? " Tanyanya pura-pura tidak tahu.

"Peri terbang yang datang terus bikin nasi goreng buat ayah  pakek tongkat ajaibannya." Jawab anak itu dengan senyuman lebarnya. Senyum yang selalu menjadi candu.

"Baik banget perinya. "

"Iya dong kan hari ini hari ul—."

"Non! " Tegur Liana pelan.

Reva langsung menutup rapat-rapat mulutnya dengan kedua tangan mungil itu saat menyadari apa yang baru saja akan ia lontarkan. Gadis kecil itu menoleh pada Liana dengan mata bulat yang mengemaskan.

Reva meringis kecil lalu menggerakkan tanganya memangil Liana agar lebih dekat.

"Ayah jangan sampai tahu ya." Bisiknya teramat pelan pada Liana.

Wanita itu pun tersenyum gemas, lalu berbisik juga ada Reva, "Non juga jangan sampai keceplosan. "

Ravan hanya menatap dua orang itu dengan pandangan bingung.

Pembicaraan wanita.

"Kalian ngomong apa? "

Reva manoleh dan langsung memasang wajah sok misterius, "Rahasia." Katanya.

"Rahasia apa? "

"Rahasia tentang hari u—."

"Non! "

Reva kembali menutup mulutnya dengan kedua tangan lalu menatap Liana yang kembali menegurnya dengan suara pelan. Mata bulat itu terlihat seperti anak kucing yang tetsesat.

------


Menjelang jama makan siang Ravan keluar dari ruanganya, CEO muda itu sebenarnya belum tahu mau kemana tapi yang jelas dia akan keluar untuk menghirup udara segar dan melihat keluar dengan lepas bukan berkas bertumpuk yang syukurnya hari ini sudah ia buat cukup menipis.

Seiring ia berjalan melewati beberapa pegawai ia akan mendapatkan sapaan hormat yang hanya bisa ia jawab dengan senyuman.

Saat telah berada di luar gedung udara luar langsung menerpa wajahnya, hari ini lagi-lagi kota tercinta kembali terik bersama kepadatan yang tak berkurang.

REVANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang