{24}. Pertanyaan.

1.4K 109 4
                                    

Tepat beberapa menit sebelum adzan subuh berkumandang Reva sudah mengetuk pintu kamar sang Ayah namun belum ada jawaban, jadi setelah tiga kali ketukan Reva memilih untuk langsung masuk saja.

Cahayanya tamaran, di sanah di atas tempat tidur laki-laki berkaos putih itu masih tertidur, tak seperti biasanya jika jam segini Ravan sudah bangun dan bersiap mandi sebelum subuh.

Reva berjalan mendekar lalu kemudian naik ke atas tempat tidur, melihat bagaimana mata itu masih tertutup rapat Reva memilh untuk mendekat lalu berbisik tepat di telinga Ravan.

"Ayah... Bangun."

Hanya satu kali percobaan Ravan akhirnya mengerjapkan matanya, ketika terbuka wajah Reva yang mengemaskan dengan bola mata bulat dan bulu mata lentik itu langsung menyambutnya.

Reva adalah orang pertama yang ia lihat hari ini.

"Ayo shalat subuh! " Seruh Reva semangat saat sang Ayah sudah mendudukan dirinya.

Ravan tersenyum lalu mengelus puncak kepala Reva.

"Ambil mukenanya dulu. "Suruh Ravan.

"Siap ayah! "

Setelah itu Reva langsung turun kembali dari tempat tidur dan berjalan keluar, namun sebelum benar-benar menghilang di balik pintu ia sempat berbalik hanya untuk mengatakan,
"Ayah tunggu Reva ya! "

"Iya dong, pasti ayah tunggu. "

Baru lah kemudian anak itu berlari di rumah yang besar itu menuju kamarnya.

------

"Allahu Akbar."

Reva mengikuti sebagai makmum di belakang Ravan untuk shalat subuh berjamaah dengan sang Ayah untuk yang kesekian kalinya.

Dua rakaat terlaksana setelah salam dan membaca do'a, Ravan menoleh kebelakang.

Reva tersenyum, gadis kecil yang mengunakan muken warna ping muda itu kemudian menyalimi Ravan.

"Ayah! " Panggil Reva.

"Hmm. " Ravan menoleh setelah melipat sejadahnya

"Ayo ngaji. "Ajak Reva.

"Reva mau ngaji? "

Anak itu mengeleng.
"Ayah yang ngaji, Reva mau dengar ayah ngaji. "Katanya.

Ravan tersenyum simpul lalu mengambil Al-Qur'an dan duduk di atas karpet berbulu dengan Reva yang langsung mendekat.

Ravan mulai mengaji selam itu pula Reva selalu melihat pada ayat-ayat Al-Qur'an itu. Lama kelamaan anak itu memilih berbaring di paha Ravan tanpa melepas mukena.

Ia terdaim mendegar ayat demi ayat yang di baca Ravan.

Lalu setelah Ravan selesai ia tetap tak beranjak dari posisinya.

"Reva seneng dengar Ayah ngaji. Rasanya Reva bisa tidur nyenyak. "Ujar Reva menatap renung mata teduh Ravan.

"Nanti kalau ayah mau ngaji, bilang Reva ya. Reva mau dengar soalnya. " Pinta gadis itu.

Ravan terkekeh lalu mengusap kepala Reva.

Dari dulu saat berusia 2 tahun sampai saat ini cara terbaik agar Reva tidur nyenyak dan bangun dengan perasaan senang hanya saat Ravan membacakan ayat suci mengiringi tidurnya.

REVANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang