9. Balap

3.3K 159 6
                                    

Suara riuh penonton terdengar begitu gemuru tak kala mesin motor kedua ketua geng itu sudah di hidupkan.

Dari balik helem fulface itu mereka saling tatap seolah melempar percikan apih permusuhan.

"Satu,... Dua,... Tiga..."

Dan gas pun di tarik, mereka mulai menjalankan motor dengan kecepatan yang tak main-main.

Daeo si ketua geng motor yang selalu saja cari ribut dengan AREKX itu tampaknya akan melakukan hal curanga sekarang, telihat dari gerakan lnya yang mendekat dan benar saja, ia menendang motor milik Ravan lalu ia segera melajukan motornya dengan lebih cepat lagi.

Sialnya lagi Ravan hampir oleh tapi untung ia dengan sigap menyeimbangkan laju motor, sempat menghela nafas sebelum akhirnya mengejar Daeo.

Mengajar keterlambatannya, Daeo cukup kaget saat Ravan kini berada di sampingnya, dalam hitungan detik Ravan melewatinya tak lupa pria itu memberikan lambaian membuat Daeo mengeram marah. Semakin menarik gas tapi sayang, itu tidak berguna kala Ravan sampai dengan iringan tepuk tangan meriah di garis finis.

"Temen gue emang gak ada kata ragu lagih deh. " Pujih Ales saat Ravan sudah melepas helmnya.

Sementara di sanah Daeo baru turun dari motor dengan membanting asal helemnya kesal.

"Dih helem gak salah di banting, depresi! " Sindir Gana.

"Heh diem lo! "Serkah Daeo dengan wajah memerah karena amarah.

"Emag depresi ya lo gampang banget marah!? "Aza juga ikut angkat bicara.

"Bocah gak usah ikut campur! " Balas Daeo.

"Lo semua tuh curang udah dari dulu! Gak usah banyak gaya pecundang!" Teriak Daeo

Kesal, Gana dan Aza baru saja ingin maju ke arah mereka tapi lebih dulu di cegah oleh Rayas.

"Udah gak usah di ladenin." Cegah Rayas.

Gana sepontan menoleh ke arah Rayas," Tap--

"--Orang depresi gak usah di
ladenin. " Ucap Rayas memotong perkataan Gana, membuat Gana menganguk dengan senyuman.

"Ngaca tuh wajib sebelum ngomong! "Teriak Ales.

"Tahu diri tuh penting bagi setiap orang you know?." Sambung Gana

"Yah! Ngomongin diri
sendiri!! "Kelakar Aza.

Berbeda dengan mereka Ravan kini sedang memikirkan sesuatu, melihat jam di hendphonenya sudah jam setengah dua belas malam. Sepertinya akan ada acara menginap malam ini, dia tidak mungkin membawa Reva pulang selarut ini, kasihan bayi itu pasti sudah tidur dengan pulas.

"Balik ke markas." Titah Ravan membuat anggota yang tadinya buyar kini kembali berdiri ke motor masing masing, memakai helem dengan jaket kulit hitam itu, membawa aura tersendiri yang nyari membuat pandangan tak teralih kan.

Pesona wajah tampan dan wibawa yang membuat hati menjerit tertahan, jangan lupakan sorot mata tajam sampai ke ulah hati itu.

------

Sampai di markas Ravan langsung masuk di sana terdapat beberapa anggota AREKX wanita yang sedang duduk di sofa.

"Reva mana?" Tanya Ravan membuat mereka saling pandangan seperti bertanya.

"Bayi tadi. " Jelas Ravan membuat mereka ber O mengerti.

"Ada di atas sama Wina, Rara. " Balas salah satunya.

Ravan segera melengos pergi menuju lantai dua dan tanpa ia sadari sedari tadi Ales, Gana, dan Aza mengekori bahkan sejak memasuki markas.

Membuaka pintu sebuah kamar yang ada di lantai atas, Ravan langsung berdiri mendekat membuat Kedua orang wanita itu menoleh yang sedari tadi memperhatikan Reva yang tertidur di atas kasur.

"Kalian udah balik? " Tanya Rara.

Ravan mengeryit bingung Kalian bukan kah ia hanya sendiri lalu siapa yang di maksud kalian.

Menoleh ke belakang mendapati tiga orang yang memandangnya polos, tunggu haya Dua orang karena yang satu lnya memang selalu memandang sesuatu dengan polos, meski kata Gana 'Polos nya Aza jangan di percaya kalau gak mau di perdaya. '
Meski pada dasarnya omongan Gana juga jangan langsung di percaya kalau tidak mau tersesat.

Tak ingin ambil pusing Ravan kembali menatap Wina dan Rara.

"Kalian pulang udah malem, ikut rombongan di bawa biar lebih aman. " Titah Ravan yang di angguki keduanya lalu setelahnya kedua wanita itu pergi.

"Gue nginep sinih ah, Reva nginep soalnya. " Tutur Aza.

"Gak ada, pulang entar di cariin. "Ucap Ravan.

Tak berhenti di situ Aza langsung membuka hendphonenya dan menelpon seorang.

"Assalamual'aikum bunda Azan nginep di markas malam ini. "

"Oke makasih bunda good night Asslamual'aikum ."

Seusai mematikan sambungan telpon dengan bunda nlya Aza menatap Ravan.

"Beres kan. "Ucap lnya.

Ravan tak habis pikir, ia menatap dua lain lnya yang langsung membuka hendphonr dan melakukan hal yang sama dengan Aza.

"Halo Mi, Ale nginep di markas."

"Ma, Gana nginep di markas ya."

Jadi lah malam itu mereka berlima menginap di markas begitu pun Rayas yang ikut menginap, beberapa adu cekcok pun terjadi.

Mulain dari mereka yang ingin tidur di kamar yang sama dengan Reva, Ravan yang tak bisa melakukan apa-apa selain mengizinkan , hinga mereka semua tidur di karpet berbulu karena malas membentang alas untuk tidur, jangan pikir semua berakhir di situ mereka masih saling senggol saat ingin tidur karena meributkan beberapa hal. Saling memaki secara berbisik karena takut Reva terbangun, berbeda dengan Rayas yang enteng menutup mata.

Barisan mereka ber empat, Ales, Gana, Aza, dan yang paling ujung di akhir Rayas. Sebenarnya Tadi Rayas di tengah di antara Ales dan Gana untuk memisahkan mereka agar tidak bertengkar, tapi Rayas yang paling sabar di antara seluruh anggota AREKX pun memilih angkat bantal dan pindah paling ujung di sebelah Aza.

Jadilah Gana dan Ales tidur di jam 2 malam entah karena apa, sementara Aza sudah tidur dalam selimut dan Rayas yang tidur dengan ke adaan tetap cool.

.
.
.
.
.

Maaf, kalau gak nyambung,
Nanti lebih di perbaiki lagi insya allah.

Next.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






REVANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang