6.Hai Reva!

4.4K 222 3
                                    

Tangisan bayi terdengar dari kamar Ravan. Ya benar saja sekarang di kamar itu tidak ada keheningan lagi.

"Cup... Cup... Jangan nangis ya cantik " Ravan terus berusaha menenangkan bayi itu namun sepertinya sia-sia.

Ravan semakin ke labakan sendiri saat merasakan bayi di gendongannya ini buang air kecil.

"Basa. " Gumam Ravan saat baju kaos hitam yang ia kenakan basah.

Lalu tak lama bibi Ifa pun datang dengan membawa botol yang berisi susu.

"Den ini susunya masih sedikit panas tapi " Ucap bi Ifa.

"Bik tolong ganti pakaiannya dulu ya, Ravan mau ganti baju " Titah Ravan.

"Iya den sini biar bibi yang urus " Balas bi Ifa dan Ravan pun memberikan bayi itu pada bi Ifa lalu ia segera bergegas mengganti baju di kamar mandi.

Saat keluar dengan pakaian yang sudah di ganti Ravan tak lagi mendengar suara tangisan bayi itu.

"Bi bayi nya udah tenang ?" Tanya Ravan pada bi Ifa.

"Iya den mungkin tadi dia lapar " Jawab bi Ifa yang sedang memegangi botol susu yang bayi itu sedang minum.

"Syukuran lah "Ucap Ravan lega.

Akhirnya bayi itu bisa tenang juga.

                              ------

Sekarang jam menuju pikul 13:35 dan bayi itu sedang tertidur pulas di atas kasur Ravan, sedang kan Ravan tengah mengerjakan PRnya di meja belajar samping jendela kamarnya.

"Beres juga ni pr " Gumam Ravan saat ia selesai mengerjakan PRnya.

Deringan handphone di samping bukunya membuat atensi Ravan teralihkan, di sanah tertera nama Gana.

Gana🐁(nama kontak gana di hp Ravan)

"Halo kenapa gan ?" Tanya Ravan menjawab telfon itu.

"Ngumpul di cafe bareng yang lain abis isya, nongkrong kita!" Ucap Gana dengan suara melengking.

"Emang mirip tikus kejepit suara
Gana " Batin Ravan.

Ravan berbalik arah menatap bayi yang sedang tertidur pulas "Gak bisa gue entar malem, kalian aja " Balas Ravan.

"Gak seruh lah enggak ada elu." Kelu Gana.

"Maaf gue gak bisa." Ucap Ravan.

"Ya udah deh kalau lo gak mau. " Pasra Gana.

"Gue mati in telfon nya. " sambung Gana.

"Iya."Balas Ravan dan sambungan telepon pun di matikan.

Perasaan Ravan tidak enak tumben sekali Gana tidak memaksa apa ada sesuatu di baliknya ,Ah tapi tidak boleh ber buruk sangka terhadap teman sendiri.

Ravan memilih untuk berbaring secara perlahan di kasurnya entah mengapa ia merasa sangat mengantuk sekarang. Melihat ke samping lnya seorang bayi imut sedang tertidur pulas. Tangan Ravan bergerak memegang tangan mungil bayi itu mengelusnya lembut lalu mata indah milik lelaki itu mulai tertutup untuk tidur dan masuk ke alam mimpi.

Pukul 15:03 Ravan terbangun dari tidurnya berusaha untuk menetralkan pandangan lnya saat sinar matahari soreh masuk melalui jendela kamar dan menyinari matanya.

Ia mendudukan dirinya dan melihat ke sampingnya bayi itu sepertinya tidak tertidur lagi mungkin ia juga bangun saat Ravan terbangun.

Ravan dengan senyumannya mendekat pada bayi itu mengelus kepalanya bayi itu pelan "Udah bangun ya." Ucapnya dengan suara yang masih serak efek dari bangun tidur.

REVANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang