Lelah? Pasti itu yang di rasakan Ravan setelah seharian mengisi harinya dengan berbagai rutinitas. Mulai sebagai : Ketua osis, murid yang mengikuti banyak eskul, ketua geng AREKX, menghadapi ke tidak warasan anggota inti, dan sebagai seorang ayah muda. Ia jadi tersenyum saat memikirkan kata 'Ayah'.
Sekarang ia tengah berbaring di atas tempat tidurnya masih menggunakan seragam sekolah tentunya. Satu hal janggal ia rasakan saat tak mendengar suara bayi manis itu.
Ravan segera bangkit dari duduknya, meneliti setiap sudut yang mampu matanya pandangan.
Sampai suara pintu terbuka. Bik Ifa baru saja masuk dengan menggendong bayi cantik yang sudah bisa tercium wanginya.
"Eh, Ayahnya Reva udah pulang nih. " Ucap bik Ifa pada bayi di gendongannya.
Ravan tersenyum dan segera bangkit berdiri lalu menghampiri bayi itu.
"Den mau gendong? " Tanya bi Ifa menawarkan.
"Nanti aja bik, Ravan mau mandi dulu. " Tutur Ravan.
Setelahnya ia segera bergegas menuju kamar mandi , sedangkan bik Ifa membawa bayi itu keluar.
。。。。。
Kini seusai shalat magrib Ravan sedang asik dengan Reva di ruang tv, sembari menunggu bik Ifa menyiapkan makan malam.
Ravan sesekali memberikan kecupan pada pipi bayi itu, menggendong, dan mengajaknya bermain. Ia akan ikut tersenyum saat bayi itu tertawa karenanya.
Dring... Dring... Dring...
Atensi Ravan teralihkan saat hendphonenya yang ada di atas meja berdering.
Ia segera meraihnya dan mengambil remot tv juga untuk mengecilkan suara tv, agar tidak mengganggu.
Ray kontak atas nama itu lah yang tertulis di sanah.
"Halo Ray napa? " Jawab Ravan sembari mengelus kepala Reva.
"Rav Elo bisa ke sinih?" Pertanyaan
itu langsung menyambut Ravan membuatnya mengeryit."Ada apaan? " Tanya Ravan.
"Geng sebelah buat ulah, mereka mau tanding tiba-tiba dan harus ketua sama ketua yang tanding." Jelas Rayas.
Ravan mendengus kesal, kenpa harus tiba-tiba begini?.
"Jam berapa? " Tanya Ravan lagi.
"Jam sepuluh udah mulai. " Jawab Rayas.
Ravan melirik jam dinding, masih menunjukkan pukul tujuh malam.
"Gak bisa di atur, emang harus malam ini?" Ucap Ravan. Bukan takut untuk tanding balap tiba-tiba, ia hanya sudah terlanjur nyaman berada di dekat Reva sekarang.
Terdengar Rayas menghelan nafas." Gua udah coba buat bicara sama mereka, tapi mereka semua batu. "
Berfikir sejenak Ravan mencoba untuk berfikir jika ia pergi otomatis ia akan pulang sangat larut malam. Lalu bagaimana dengan Reva? Tidak mungkin bik Ifa di sini sampai tengah malam sedangkan setelah ini bik Ifa akan pulang. Dulu jika harus keluar malam itu tidak masalah bahkan terkadang ia menginap. Tapi sekarang ia punya tanggung jawab.
"Ray suruh Ale sama Gana. Kerumah gue sekarang pakek mobil. "Titah Ravan.
"Oke bentar lagi mereka
berangkat. " Balas Rayas. sebelum akhirnya sambungan terputus."Bi Ravan mau ke kamar dulu, titip Reva. " Ucap Ravan.
"Iya den! "Jawab bik Ifa yang sudah selesai menyiapkan makan.
Lalu Ravan berdiri dan segera berlari menuju kamar untuk bersiap, tak hanya bersiap untuk dirinya tapi juga Reva. Ia mengambil beberapa pakaian tebal dan selimut untuk Reva lalu ia masukan kedalam sebuah tas. Tak hanya itu ia juga membawa beberapa hal yang Reva butuhkan untuk ikut dengannya.
Yah, ia akan membawa Reva bersamanya, tak ada pilihan lain dapat dipastikan ia akan pulang mungkin subuh. Tenang saja Reva tidak akan ikut ke arena balab tapi akan tidur manis di markas bersama anggota AREKX wanita. Asal kalian tahu AREKX itu meski kebanyakan lelaki masih ada wanitanya yang tak kalah hebat juga. Hanya saja anggota wanita akan jarang turun untuk berkumpul mereka hanya ada saat pertandingan atau hal penting lainnya, juga batas mereka tidak melewati jam 12 malam jika tidak terlalu penting, itu di terapkan untuk keselamatan mereka sendiri.
------
"Elo mau bawa Reva kemana? " Tanya Gana saat melihat Ravan keluar dengan menggendong Reva dan membawa sebuah tas berwarna abu-abu.
Mereka bertiga di buat cengok ketika Ravan memasukan tas itu kedalam mobil AREKX lalu menyodorkan kunci motornya pada Ales.
"Lo bawa motor gue, gue di mobil bareng mereka." Tutur Ravan.
Mereka bertiga, ya bertiga karena ternya Aza juga ikut alasannya ingin menyapa Reva. Mereka bertiga saling pandangan sekilas lalu Ales menerima kunci motor itu dan Ravan masuk ke dalam mobil.
Gana sudah masuk ke dalam kursi pengemudi juga Ales yang sudah naik ke atas motor sport milik Ravan.
"Le, gue ikut lo aja naik motor ya. " Pinta Aza.
"Ikut Gana aja sanah, kalau gak mau gue buang di kolong jembatan. " Ucap Ales.
"Dih, emang gue apaan di
buang. "Serkah Aza."Yah udah lo ikut gue. " Ajak Ales dengan senyum licik.
Baru saja Aza mendekat dengan senyuman lnya tapi naas percaya pada Ales adalah sebuah ke salahan. Dengan mengacungkan jari tengah Ales sudah menjalankan motor dan meninggalkan Aza yang mengrutuk kesal.
.
.
.
.
.Netx.

KAMU SEDANG MEMBACA
REVANYA
Short Story[ SEDANG REVISI ] Menjadi seorang Ayah di saat dirinya belum menikah dan masih dalam status siswa SMA kelas akhir, itu tak pernah terpikirkan oleh seorang RAVAN ALASKA EBRIDA. Namun bayi yang ia temui di tengah dingin dan gelapnya malam membuat sem...