Pagi yang sedikit mendung, Gue tertarik untuk mengurusi tanaman bunga kesayangan gue yang udah lama jarang gue rawat karena aktivitas gue yang super-super padat, memanfaatkan taman kecil dibelakang rumah, gue menghiasnya dengan bunga-bunga cantik beraneka ragam jenis dan warna. pagi yang tadinya mendung disinari matahari yang mulai menampakan dirinya, membuat bunga-bunga terhangati oleh pancaran sang surya, sudah cukup rapi dan bersih melihatnya membuat hati ikut berbunga-bunga.
lihatlah kebun gue sudah tidak disinggahi tanama liar, kebun bunga sekecil ini gue rasa memang tidak memerlukan tukang untuk membersihkanya, gue sudah biasa sendiri mengurusnya hanya saja kemarin memang belum ada waktu saja.
kegiatan gue bersih bersih rumah telah selesai, dan gue juga sudah beres mandi didepan cermin gue merias sedikit wajah ini dengan beberapa polesan bedak blush on dan tidak lupa memakai lipstik dan pensil alis yang di gambar senatural mungkin, karena hari ini gue tidak berniat keluar make up alakadarnya saja yang penting tetap terlihat segar alias tidak pucat.
di sela-sela kesibukan bel rumah berdering beberapa kali, mau tidak mau gue turun dari kamar yang berada di lantai dua, pikir gue siapa yang bertamu di akhir pekan seperti ini. dan setelah pintu gue buka menampakan wanita yang sudah mengeklaim dirinya sebagi sahabat gue dan gue juga sebaliknya.
"Rusuh lu" ucap gue ketika kanaya di ambang pintu memasang wajah tanpa dosa
"lu jadi ke papua" tiba-tiba dia bertanya dan memasang wajah menyedihkan
"jadi, kenapa lu mau ikut"
"iya aja kalo liburan, orang lu kesananya juga kerja"
kita sekarang sudah berada di ruang tengah dengan sama-sama menyandarkan punggung pada sandaran sofa, wanita pemuja kekayaan ini tengah sama lelahnya sebab tidak hentinya kerja dalam satu minggu penuh, setelah mebahas hal random kita beranjak ke kamar tidur di lantai dua untuk prepare barang yang bakal gue bawa ke papua selama kurang lebih satu bulan.
jadi kantor tempat gue kerja mengadakan satu program pengambdian pada masyarakat, dan gue menjadi satu-satunya karyawan yang ditugaskan dalam program ini, karena berkolaborasi dengan beberapa perusahaan juga gue dari jakarta berangkat tiga orang yang belum gue kenal orang-orangnya sebelumnya ini adalah program percobaan jadi belum mengirim banyak relawan mungkin next jika ini berhasil akan lebih banyak relawan yang dikirim ke ujung meroke sana.
dengan semangatnya kanaya sang sahabat sejati itu mengemasi banyak lollypop ke dalam koper gue, katanya nanti bagiin buat anak-anak di sana, karena gue rasasatu kopper tidak cukup, gue megeluarkan satu koper lagi dari alam lemari yang sudah lama tidak gue pake, terlihat dari penampilanya yang sudah usang hampir menyerupai benda antik, gue turun kebawah untuk mengambil kain lap untuk sedikit membersihkan koper penuh debu itu.
setelah gue kembali lagi gue lihat koper itu telah di buka kanaya. kananya meperhatikan dengan seksama satu lembar kertas, karena gue cukup penasaran apa yang sedag kanaya lihat akhirnya gue merebutnya hanya beberapa detik saja sudah langsung direbut kembali oleh kanaya.
"jangan lama-lama diliat nanti gagal move on, doi lu cakep juga ya,eh mantan lu"
Kilas balik masa lalu muncul di memori gue jujur gue benci dengan hal ini, memori ini bangkit lagi, memori yang sudah cukup lama gue usahakan untuk terkubur lebih dalam lagi, namun hari ini hari yang sial buat gue, dia--mansuia yang ada dalam poto itu adalah orang yang paling gue harapkan untuk mati tengelam atau tertembak, intinya gue ingin dia lenyap dari dunia ini.
"Semarang 15 April dua ribuuuuuu, dua ribu berapa sih sen ga kebaca sama gue?"
Memang tulisnya sudah sangat pudar jadi wajar tidak terbaca oleh kanaya, namun tanpa perlu melihat tulisan itu gue tau tahun berapa poto itu diambil, kanaya menunjukkan tulisan dibalik poto agar gue bisa membacanya, gue langsung rebut dan menyobek poto itu menjadi serpihan kertas kecil.
"sena" kanya tidak percaya dengan apa yang gue lakukan
"kenapa? emang lebih baik gue gini--in kan!"ucap gue sembari menginjak-injak serpihan kertas poto di lantai.
"jika menurut lu itu yang terbaik, lakukan lah!! Buang apapun yang membuat lu teringat lagi, satu pesan gue akui perasan lu sendiri sesakit apapun itu, jangan biarkan di dalam diri lu ada pertentangan antara benci dan cinta yang belum bisa lu tafsirkan" kanaya merangkul bahu gue seolah dia tau benar perasaan gue sekarang.
"berapa tahun pun ga cukup untuk lupain dia kalo dalam diri lu masih ada penolakan, antara benci dan cinta yang ga bisa lu bedain, ini yang membuat lu tersiksa"kanaya menghela napas
"sen apapun keyakinan lu ketika dia ninggalin lu tanpa penjelasan, ga ada perbandingan antara lu dan wanita yang dia pilih, jangan terus-terusan terpuruk dengan lu merasa ga pantas untuk siapapun, lu cuma ga pantas untuk laki-laki itu, bangkit dan temukan cinta yang baru"
Gue merasa mendapat hujan-nan kekuatan dari pelukan kanaya, ia memeluk gue erat. kisah cinta gue tidak seberuntung kisah cinta kanaya. Dia amat sangat dicintai oleh lelakinya berbanding terbalik dengan gue yang ditinggalkan begitu saja, pelukannya semakin erat dia adalah saksi dari pilunya kisah cinta gue, dan sampai saat ini dia juga yang selalu menyekat air mata gue yang entah sudah berapa kali berjatuhan di hadapan kananya.
'maafkan gue yang belum bisa kuat di hadapan lu'
'dan makasih sudah selalu ada memeluk luka ini tanpa gue minta'
'kanaya....... lu memang layak di cintai sehebat itu sebab sekeping hati yang lu miliki terlalu tulus"
"temukan cinta yang baru sena!"
Kanaya
(Rambut panjang sena----rambut pendek kanaya)
kalian punya sahabat kaya kanaya ga sih, jujur gue sih ga punya jadi pengen huhuhu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perwira Untuk Pertiwi | NICO
Short StoryCerita yang ringan, dan juga sedikit banyak pelajaran soal psikologi dan dunia kepolisin. Dulu mereka bertemua ketika akan sama-sama daftar di perguruan tinggi dan akademi kepolisisan, berpisah karena pendididkan lalu bertemu kembali setelah sama-sa...