Mini garden di belakang rumah dengan beberapa macam bunga yang selalu mekar dengan cantik sudah dirawatnya kembali, kini pagar rumahnya yang tidak lupa untuk selalu di kunci. Ternyata lambat laun sena mampu melepas semuanya, dulu taman bunganya tidak pernah dirawat karena sang pemilik kebun tidak pernah datang lagi kerumah, pagar rumahnya tidak pernah dikunci karena dulu sena selalu memiliki alasan pemilik kebun tersebut mungkin sesekali akan mampir menengok bunga-bunganya, namun lebih dari 3 tahun pemilik kebun tidak pernah datang meski hanya untuk menyium harumnya kelopak bunga.
Sena mengambil gambar satu kelopak bunga yang jatuh di atas pot yang berisikan tanah dan pupuk, menguploadnya di sosial medianya dengan memberi caption ~Semua memilik waktu, dan kini saatnya~ biarlah gambar tersebut menghiasi beranda sosial medianya agar suatu hari bisa kembali di kenang.
Sena beranjak memasuki ruangan kamar satu satunya di lantai bawah, dulu penghuninya hanya akan menempati pada pagi selepas pulang dinas malam, seprainya hanya berganti dua warna kadang abu-abu kadang ungu meskipun dia akan terlihat kesal ketika sena sengaja mengantinya dengan warna ungu, mau tidak mau harus tetap di pasang ketimbang menggunakan seprai satunya yang sudah waktunya dicuci.
Ruanganya cukup kecil hanya muat ranjang ukuran singgel bad, lemari dua pintu dan satu meja kecil dengan tiga lacinya yang menjadi kesatuan. Ketika pintu di buka pada dinding kamar kita bisa langsung melihat satu pas poto berukuran 20r. Tidak istimewah hanya poto seorang pemuda dengan kepala plontos dan sedikit keling akibat matahari yang selalu menemaninya pada masa pendidikan, tidak ada yang terlihat lebih terang dari giginya yang sengaja di tampakan ketika seorang kameramen meneriakinya untuk tersenyum "mas jangan tegang senyum ya, 1 2 3" lahirlah poto dengan berlatarkan tugu akademi kepolisian.
Jika kita penasaran apa isi lemari dan laci-laci meja di sana, pada laci paling atas berjejer rapih jam tangan dan gelang hitam, pada laci bagian tengah ada beberapa printilan yang akan melekat pada baju dinas entahlah sena tidak pernah bertanya apa maksud dari tiap benda kecil yang harus ditempel di baju sebelum berangkat pada acara resmi, pada laci bagian ketiga ada sebuah kotak yang jika di buka isinya beberapa lemabr surat dengan tulisan tintanya yang mulai usang.
Bergeser membuka lemari dua pintu tergantung seragam lengkap dengan topi, dan di sebelahnya ada sebuah koper yang hanya akan di miliki oleh anggota polisi. Sena duduk di ujung ranjang mengusap kasur yang di balut seprai berwarna ungu tidak sadar bibirnya tertarik membayangkan bagaimana raut wajah nico ketika masuk kekamar dan mengetahui seprai yang di pasang warna ungu.
"Dek ayo lah kita beli seprai baru"
Sudah tidak terhitung berapa kali nico mengajak sena membeli seprai dengan motif dan warna yang lebih maskulin bukan ungu seperti ini, namun bukan sena namanya jika tidak memperhitungkan lebih, untuk apah toh ini masih bisa digunakan, boleh beli baru asal barang itu memang sudah tidak layak pakai, begitulah sena dengan prinsipnya.
Lamunan sena terbuyarkan oleh sebuah notif pesan yang masuk. Ternyata kanaya mengirim pesan mengingatkan jika malam nanti harus menghadiri pesta pernikahan temanya, yang sudah melangsungkan akad nikahnya pada bulan lalu dan baru sempat menggelar pesta malam ini, sena hanya membalas "oke" lalu ia keluar untuk segera bersiap sebelum kanaya marah besar jika harus menunggu sena berias. Sebenarnya sena termasuk wanita yang simple dan tidak pernah ribet dalam menentukan akan menggunakan baju apa riasan bernuansa apa, karena memang sena akan tetap terlihat cantik dengan model baju dan warna riasan apapun, definisi sudah cantik dari lahir ya sena ini.
Malam ini sena akan di jemput Oleh Alam kebetulan Alam teman dari mempelai laki-laki dan teman dari mempelai perempuan, malam ini alam terlihat lebih karismatik dengan setelan jas hitam dan kaos putih di dalamnya tidak begitu formal karena ini pesta yang harus di nikmati dengan santai, sena mengenakan dress yang mengantung sedikit di bawah lututnya modelnya payung dengan hils dan tas yang sangat cocok di padupadankannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perwira Untuk Pertiwi | NICO
Short StoryCerita yang ringan, dan juga sedikit banyak pelajaran soal psikologi dan dunia kepolisin. Dulu mereka bertemua ketika akan sama-sama daftar di perguruan tinggi dan akademi kepolisisan, berpisah karena pendididkan lalu bertemu kembali setelah sama-sa...