Sena menatap pagi dengan penuh keyakinan, bahwa hari ini dirinya akan memberikan manfaat lebih pada lingkunganya, sena ditujuk untuk mengisi seminar di Akademi kepolisian dengan mensosialisasikan mental healt yang belakang ini ramai dibicarakan, sena berdiri menyampaikan materi di depan ribuan taruna serta pengasuh akademi kepolisian, di sebuah gedung yang bisa dibilang cukup megah dan mewah.
Setelah pemaparan materi dilanjut sesi diskusi telah selesai berlangsung, tibalah saatnya penyerahan cendramata kepada sena selaku pengisi Seminar pada kesempatan kali ini, seorang pembawa acara mendekat pada sena.
"Kepada ketua pelaksan berkenan untuk menyerahkan cendramata" ujar pembawa acara
Sampai seorang yang duduk di jajaran kursi paling depan beranjak menuju panggung utama.
DEG
Semakin dekat sampai sena mampu melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa seseorang yang tengah berjalan ke arahnya adalah Nico, masih belum percaya sena melirik name tag yang tertera pada seragam yang di kenakan laki-laki itu.
"Nico" gumam sena
Dari semua kegiatan di atas panggung yang sedang berlangsung tidak sedikitpun mempuat Fokus sena berpaling dari satu objek yang tengah berada di hadapanya.
"Liat kekamera"
"1"
"2"
Baru lah kesadaran sena kembali, dengan perasaan percaya tidak percaya namun sena tetap bersikap profesional, namun rasanya aneh kenapa nico sama sekali tidak terlihat kaget tercengang seperti sena saat ini.
"Senyum"
"3"
Ckrek
"Nico" sapa sena
Hanya di balas senyuman tipis bahkan hampir tidak terlihat senyuman tersebut.
Lalu nico turun kembali lagi ketempat semua tetap dengan pandanga yang membuat sena bertanya-tanya benarkah itu nico mengapa tidak menyapanya atau sekedar tersenyum padanya.
Sena menyusul turun dari panggung acara dan langsung di serbu beberapa taruna yang siap berpoto sekaligus meminta tanda tangan sena, sudah seperti artis bukan.
Datang seseorang yang tidak begitu asing bagi sena menghampirinya.
"Mbak sena" keduanya berjaba tangan
"Perkenalkan saya oliv" dia memperkenalkan dirinya
"Boleh minta kartu nama mbak sena, saya liat seminar yang mbak sena isi luar biasa bagus, mungkin di lain kesempatan mbak sena bisa ngisi seminar yang akan saya selenggarakan" ujarnya
"Ohh boleh" sena segera mengeluarkan kartu namanya dari dalam tas
Ketika sena mendongak sudah ada seseorang di belakang wanita yang tadi memperkenalkan dirinya.
"Kenalin mbak ini pacar saya"
DEG
kali ini sena benar-benar di kagetkan oleh banyak hal, pertama ia kaget karena nico yang selama ini ia ketahui sudah meninggal tiba-tiba ada di hadapanya dan yang kedua nico di perkenalkan oleh wanita yang baru saja menhajaknya berkenalan sebagai kekasih wanita tersebut, pantas saja wajah wanita itu tidak asing bagi sena.
Ini situasi maca apa, haruskah sena bersyukur atau bersedih, ini mimpi atau apa, bahkan sena tidak mampu mecetna dengan baik situasi semacam ini, lalu mengapa nico bersikap dingin padanya padahal terakhir kali merela bertemu nico amatlah sangat hangat, beberapa kali sena memastikan lewat tatapan mata, namun tetap sena tidak menemukan apa yang sedang berusaha ia cari dari diri nico.
"Gitu aja ya mbak, semoga ada kesempatan" oliv
Padahal jujur saja sena tidak begitu menyimak apa yang sedari tadi oliv ucapkan padanya, seseorang di belakang oliv cukup menita perhatianya. Lalu sena melempar senyum pada oliv setelahnya barulah pada nico, dan lelaki itu masih saja memasang wajah dinginnya.
Ingin sekali sena menahan nico di sini dan bertanya banyak hal yang ada di dalam kepalanya, namun langkah kaki itu tetap menjauh mengikuti langkah oliv begitu serasi mereka berjalan beriringan.
"Tuhan" gumam sena dan tidak terasa air matanya menetes
______
Lova💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Perwira Untuk Pertiwi | NICO
Short StoryCerita yang ringan, dan juga sedikit banyak pelajaran soal psikologi dan dunia kepolisin. Dulu mereka bertemua ketika akan sama-sama daftar di perguruan tinggi dan akademi kepolisisan, berpisah karena pendididkan lalu bertemu kembali setelah sama-sa...