Kanaya sejatinya tidak pernah ingkar janji, seperti yang dia katakan akan menyusul sena ke semarang, bahkan pada jam yang sama tidak pernah telat, memang manusia on time ini layak dianugrahi penghargaan dengan segala ketepat waktuanya.
"Gue nanti nyusul lu ke semarang, jam 9 malam gue pastiin sudah sampai sana" ucap kanaya tempo hari melalu sambungan telepon pada sena.
Benar saja jam sembilan kanaya sudah sampai, berangkat dengan menggunakan mobil pribadi wanita perkasa itu rela mengemudikan mobilnya selama hampir enam jam jakarta--semarang.
Setelah sena tanya kenapa tidak naik pesawat saja, jawaban kanaya "lagi pengen naik mobil aja" sesimpel itu jawabnya, padahal jelas itu sangat menyusahkan diri sendiri bukan kah lebih enak duduk manis di dalam pesawat, entahlah jalan pikiran kanaya memanga selalu random.
"Lu tau panji, besok bakal nyusul ke semarang kebetulan dia bilang ada kerjaan juga di sini, uhhh senangnya dalam hati" kanaya kegirangan sendiri setelah membaca pesan yang barusaja di kirim oleh kekasihnya itu
"Emang dia sekarang lagi di mana" tanya sena posisi mulut dipenuhi makana membuat artikulasinya sedikit kurang jelas
"Telen dulu napa" kanaya melempar pandangan sinis pada sena
"Dia lagi di kalimantan, sudah hampir tiga minggu gila gue kangen banget" kanaya
"Apa kabar gue, kangen sama orang yang sudah beda Alam" sena
"Sono susul"
"Astaga kanaya" sena memukul paha kanaya
"Lagi lu nico, nico, nico aja, di pikiran lu"
"Ga cuma dipikiran doang tapi juga di hati semua isinya nico" timbal sena
"Udah bener kata panji, lu mending sama temenya dia aja faisal dia pengusaha ganteng mapan dah lah sempurna dia tuh kaya raya"
Iya memang panji sempat bertanya pada sena apakah minat dengan faisal karena faisal ini tertarik berkenalan dengan sena, namun karena sena menolaknya maka panji dan kanaya tidak jadi macomblang antara sena dan faisal, padahal di mata panji dan kanaya sena cocok dengan faisal namun apalah takdir belum mepersatukan keduanya.
"Gue ga gila harta" ujar sena
"Iya selera lu kan abdi negara" kanaya
Dalam diam sena meng-iya-kan ucapan kanya tadi entah memang seleranya benar abdi negara atau kebetulan seleranya seorang abdi negara.
_______________________
Berlatarkan sebuah taman sena, kanaya juga panji yang sudah datang di semarang menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di taman, kalian perlu tau ketika mereka jalan bertiga tidak pernah sekalipun menjadikan sena "nyamuk" malah mereka lebih terlihat seperti tiga orang sahabat, karena kanaya dan panji jarang memamerkan kemesranya ketiak mereka sedang bertiga mungkin kalo sedang berduaan yaa siapa yang tau kalo soal itu.
Ini bukan kali pertamanya mereka menghabiskan waktu bersama, di beberapa kesempatan mereka sering liburan bersama, terakhir mereka pergi ke lombok selama satu minggu menikmati surga tersembunyi di tanah nusa tenggara barat, ke indahan alamanya luar biasa.
Sebagai manusia yang keseharianya bergelut dengan hiruk pikuknya ibu kota, mencari ketenangan dengan pergi ke alam bebas adalah kunci agar kita tetap waras menjalani carut marutnya kehidupan maka tidak jarang ketiganya lebih memilih berlibur ke pantai, lembah dan bukit, namun untuk mendaki gunung mereka belum mencobanya karena untuk mendaki butuh persiapan yang cukup sedang mereka team yang kalo liburan serba dadakan.
Setelah bercengkara banyak mulai dari soal kerjaan sampai hal-hal random, namun tiba-tiba panji membahas kembali faisal.
"Ga mungkin bisa yang, orang dia mah seleranya abdi negara" sangkal kanaya ketika panji lagi-lagi berusaha mendekatkan faisal pada sena
"Coba aja dulu sen, kita ga bakal tau cocok atau engganya kalo belum dicoba" panji
"Gue belum bisa deh kayanya" ucap sena
"Di maklum aja orang baru di tinggal untuk selama-lamanya" tumbal kanaya
"Maka dari itu sena perlu cari cinta yang baru" panji
"Kalian tau gimana gue selama lima tahun kemarin setelah nico pergi, dan sekarang ternyata di pergi untuk selamanya, ini tidak mudah bagi gue" sena
Kanaya segera memeluk tubuh kanaya
"Iya sen, kita tau, dan alasan kita pengen ngenalin lu ke faisal karena kita ga mau liat lu terus terpuruk kaya gini, lu pasti kesepian, gue dan panji ga pernah berniat menggantikan posisi nico dengan laki-laki lain di hati lu"
Kanaya menangkap wajah sena
"Selamanya nico harus terus hidup dalam diri lu, selamanya dia bakal tetap memiliki ruang di hati lu dan gue mohon lu jangan pernah melupakan nico, dengan semua ke setiaan lu sudah selayaknya lu di cintai dengan hebat pula, dan jika memang mencintai orang baru masih sulit bagi lu, gue dan panji akan selalu mendukung keputusan yang lu ambil"
Grap
Sena memeluk kembali kanaya, jika kanaya seolah selalu melarang sena menyipan nico dalam hatinya, itu hanya alibi agar sena tidak selalu terpuruk, jauh di dalam diri kanaya selalu berpihak pada cinta sena untuk nico.
'Terimakasih kalian selalu ada buat gue'
"Dua minggu yang akan datang kita ketemu lagi, baik-baik di semarang, jaga kesehatan, jangan banyak bersedih, bawa nico dalam hati lu sejauh mana kaki lu melangkah" kanaya mengelus punggung sena
"Makasih ya nay" ucap sena
"Panji juga bakalan iri liat Nico di cintai sehabat ini" kanaya melirik pada panji lalu panji mengangguk seraya tersenyum
"Panji, gue titip kanaya, temani dia wujudin semua wish list dalam hidupnya"
Panji kembali menganguk, dia terlalu terhipnotis oleh ke romantisan dua orang sahabat itu sampai lupa caranya berbicara.
"Gue juga berharap bisa nitipin lu pada Nico seperti lu menitipkan gue pada panji" kanaya
Lalu keduanya saling menangis di dalam pelukan, sepertinya hari ini hari termelow selama persahabatan mereka berlangsung.
_____________
KAMU SEDANG MEMBACA
Perwira Untuk Pertiwi | NICO
Historia CortaCerita yang ringan, dan juga sedikit banyak pelajaran soal psikologi dan dunia kepolisin. Dulu mereka bertemua ketika akan sama-sama daftar di perguruan tinggi dan akademi kepolisisan, berpisah karena pendididkan lalu bertemu kembali setelah sama-sa...