Alara meletakkan kedua tangannya tepat pada dagu. Netranya terus saja menatap Zargan yang nampak sibuk dengan laptop di pangkuannya. Zargan bilang, sih, ada tugas yang belum selesai ia kerjakan. Sesekali Alara mengedipkan matanya, tetapi tidak berniat untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain, seolah ia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk memandangi ciptaan Tuhan yang nyaris sempurna. Nampaknya, Zargan mulai merasa aneh dengan tatapan tersebut sehingga ia memutuskan untuk menghentikan aktivitas jemarinya, yang semula setia menari pada keyboard laptop. Lantas, ia menoleh pada Alara, menghela napas sejenak sebelum mengeluarkan pertanyaan kepada perempuan itu.
"Kenapa ngeliatin mulu?"
Alara mengerjap lagi, tetapi masih belum mengubah posisinya. Tak berselang lama, tangan Zargan mendarat tepat pada dahi Alara, memastikan bahwa perempuan itu tidak sedang sakit. Setelah merasakan suhu tubuh Alara normal, Zargan semakin merasa aneh karena tidak biasanya Alara bersikap seperti ini, apalagi terang-terangan memandanginya. Ah! Itu jelas bukan Alara karena gengsi yang dimiliki perempuan itu begitu tinggi.
"Ara mau ketemu dinosaurus." Wajah polos yang ditunjukkan oleh Alara diikuti dengan pernyataan anehnya berhasil membuat Zargan tercengang. Namun, perempuan itu sepertinya tidak sedang bercanda.
"Maksudnya mau nonton film dinosaurus?"
Gelengan pelan menjadi sambutan bagi Zargan, Alara saat ini sudah mengubah posisinya, tidak lagi menumpu dagu dengan kedua tangannya, tetapi juga tidak mengalihkan atensinya dari Zargan.
"Dinosaurus beneran."
"Oh, museum gitu, ya? Yang suka nyimpen replika kerangka dinosaurus itu, 'kan?"
"Ih, bukan! Dinosaurus beneran, Agan ...." Alara merengek pelan, bibirnya sudah tertekuk sempurna dan ia tidak lagi menghadap ke arah Zargan.
"Kata Mama kalo lagi ngidam terus nggak diturutin pas lahir anaknya ileran. Kamu mau emang punya anak ileran?"
"Iya, aku juga tahu, tapi mau ketemu dinosaurus di mana, Ara? Zaman sekarang udah nggak ada dinosaurus lagi. Lagian kalo masih ada juga, kamu pasti langsung dimakan sama dinosaurusnya."
"Tahu, ah, bete! Udah, nggak usah ngomong sama aku lagi. Katanya sayang, tapi nggak mau nurutin kemauan istrinya. Mending aja aku nyari suami baru, yang bisa nurutin aku setiap kali lagi ngidam." Alara melipat kedua tangannya di depan dada, pipinya telihat mengembung, dan hal itu mampu menerbitkan senyuman pada bibir Zargan.
"Bentar, bentar."
Zargan mengeluarkan ponsel miliknya, membuka grup yang berisikan anggota inti Dravagos. Memang dasar perempuan, baru mengidam sekali saja sudah berhasil membuat Zargan kebingungan.
Inti Dravagos
Zargan Algerio: Kalo mau ketemu dinosaurus, gue harus pergi ke mana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Zargan ; ANNOYING HUSBAND ✔
Teen Fiction"Pengkhianat harus mati!" Karena kejadian pada malam hari itu, tepatnya saat Alara tak sadarkan diri. Berbagai masalah mulai menghampiri hingga ia harus rela menikah dengan kembaran dari kekasihnya sendiri. Ia bertekad untuk membalaskan dendam pada...