"Zergan, ayo semangat! Kamu pasti bisa menang!"
Suara teriakan yang jelas berasal dari Alara mampu mengalihkan perhatian Zargan. Kedua tangannya nampak mengepal erat pada stang motor miliknya, hingga menciptakan deru kencang dari gas yang terus dipacu. Tatap matanya begitu tajam dengan gemuruh di dalam dada yang sudah tak tertahan. Ada sakit yang ia rasakan saat Alara terlihat terang-terangan mendukung Zergan. Apalagi, ketika ia melihat senyuman timbul dari bibir Zergan.
Zargan kembali mengalihkan pandangannya ke arah depan. Satu tangannya sengaja menutup kaca helm hingga terdengar bunyi yang khas. Ia terus memainkan gas motornya sembari menunggu arahan dari seorang wanita bertumbuh ramping. Namun, balapan kali ini didominasi dengan amarah. Sehingga ketika wanita itu mengucap kata 'mulai', motor Zargan langsung melesat dengan kecepatan paling maksimal.
"Lo gimana, sih, Ra? Kenapa malah nama Zergan yang lo teriakin?" Raut wajah Shellena saat bertanya nampak tegas. Jelas sekali bahwa gadis itu ikut merasa kesal dengan apa yang dilakukan oleh Alara. Namun, tanggapan Alara di luar dugaan, perempuan itu bersikap seolah tidak melakukan kesalahan apa pun, dan mengabaikan pertanyaan Shellena.
"Lo nggak boleh gitu, Ra. Gue tahu kalo pernikahan kalian emang masih disembunyikan, terutama dari Zergan. Tapi, lo juga seharusnya jangan terang-terangan mendukung Zergan di saat lawan mainnya adalah Zargan—suami lo sendiri. Lo pikir Zargan nggak bakalan sakit hati?"
"Lo nggak lihat gimana temen-temen satu geng-nya Zargan menatap lo waktu lo meneriakkan nama Zergan?"
Alara terkekeh pelan, kedua tangannya sengaja bersidekap di depan dada. Ia menoleh pada Shellena yang masih belum melepaskan tatapan itu darinya. "Kenapa? Mereka menatap gue pake tatapan super tajam? Gue nggak takut, Shell. Lagian 'kan gue emang cintanya sama Zergan, dan pernikahan gue sama Zargan juga cuma sebatas memenuhi tuntutan dari Papa aja. Gue nggak punya perasaan apa pun sama Zargan."
"Parah lo, Ra. Padahal Zargan tulus banget sama lo. Kalo gue jadi Zargan, sih, nggak mau, ya, merusak masa depan dengan cara menikahi cewek kayak lo. Udah bertanggung jawab atas apa yang nggak pernah dia perbuat, tapi tanggapan ceweknya malah kayak gini."
"Berisik lo, Shell. Kayak emak-emak tahu nggak? Ngoceh mulu."
Fokus Alara akhirnya teralihkan saat sorakan terdengar lebih meriah dari sebelumnya. Semua itu dikarenakan Zergan telah menyentuh garis finish. Senyuman Alara mengembang sempurna, dan tanpa rasa ragu ia langsung menghampiri Zergan. Sementara kedua tangan Zargan sudah mengepal dengan kuat, menyaksikan bagaimana Alara bersikap begitu manis pada Zergan.
Keduanya sempat saling berpandangan, sebelum akhirnya laju motor Zargan membuat kontak mata itu terputus. Kepergian Zargan diikuti oleh sebagian anak Dravagos—geng motor yang memiliki anggota sebanyak 200 yang tersebar di beberapa SMA Jakarta, dengan 5 anggota inti, dan geng motor itu dipimpin oleh Zargan.
Usai memarkirkan motornya tepat di halaman markas yang luas. Zargan menendang pintu markas dengan kasar hingga terdengar bunyi yang berhasil mengejutkan beberapa dari mereka yang sedang bersantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zargan ; ANNOYING HUSBAND ✔
Roman pour Adolescents"Pengkhianat harus mati!" Karena kejadian pada malam hari itu, tepatnya saat Alara tak sadarkan diri. Berbagai masalah mulai menghampiri hingga ia harus rela menikah dengan kembaran dari kekasihnya sendiri. Ia bertekad untuk membalaskan dendam pada...