24 | Merasa Kehilangan

2.9K 166 18
                                    

Sejak beberapa menit yang lalu, pandangan Alara terus tertuju pada pintu kelas yang terbuka lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak beberapa menit yang lalu, pandangan Alara terus tertuju pada pintu kelas yang terbuka lebar. Sesekali ia menoleh ke arah belakang, tempat di mana Zargan duduk. Helaan napas juga turut menghiasi saat melihat satu per satu temannya mulai memasuki kelas, tetapi Zargan tak kunjung datang.

"Gal, Zargan mana?" tanya Alara saat Galen baru saja melintasi kursi miliknya. Cowok itu duduk di tempat biasanya, barulah menjawab pertanyaan Alara.

"Kok, malah nanya gue? Lo, kan, yang tinggal bareng dia."

"Dia nggak berangkat bareng lo emang?"

"Kagak, ada juga gue yang harusnya nanya gitu ke lo."

Alara mengangguk pelan, kemudian memutar kembali posisi duduknya. Ia memilih untuk meraih ponsel yang berada di atas meja. Tujuan utama Alara adalah roomchat-nya dengan Zargan. Alara ragu untuk menghubungi, lantas tubuhnya kembali diputar ke arah Galen berada.

"Coba telepon Zargan, Gal."

"Dia emang semalem nggak ke markas?"

"Kagak, gue semalem baru abis nginep di markas sama anak Dravagos lainnya, tapi nggak ada Zargan. Gue juga udah ngehubungi dia semalem, mau nyuruh nginep sekali aja di markas, biar bisa kumpul sama anak-anak Dravagos, tapi nomornya nggak aktif. Gue pikir dia lagi sibuk ngebucin sama lo."

"Coba sekarang lo telepon lagi."

"Kenapa nggak lo aja?"

"Nggak punya kuota."

Galen tertawa pelan, kalimat Alara memang terdengar lucu dan tidak masuk di akal. Mana mungkin seorang Alara yang merupakan anak dari pengusaha sukses tidak memiliki kuota internet barang 100 MB. Namun, Galen memutuskan untuk mengikuti permintaan Alara. Setelah beberapa kali mencoba menghubungi, nomor Zargan masih tidak aktif.

"Nggak aktif. Dia mau bolos palingan, Ra."

"Gue mencium bau-bau abis ada edisi berantem lagi, nih. Lo nggak akan mungkin nyariin Zargan kalo nggak abis bertengkar hebat. Iya, kan? Ngaku aja lo!"

"Iya, kemarin gue abis berantem sama dia."

Shellena menghela napas kasar, cewek itu tampak sedikit lelah menghadapi sikap kekanakan yang Alara miliki.

"Mau sampe kapan lo begini terus, Ra? Lo itu sebenernya gimana, sih, sama Zargan?"

"Nggak gimana-gimana."

"Kalo orangnya ada, lo marahin mulu, lo sia-siain, lo abaikan, tapi kalo nggak ada dicariin. Lo sayang nggak, sih, sama Zargan? Waktu 2 bulan emang nggak cukup buat mengubah perasaan lo, Ra? Kalian bareng-bareng terus, loh!"

"Lo takut nggak, sih, kalo kehilangan Zargan?"

"Takut ...."

"Makanya sekarang gue nanyain dia karena gue takut dia kenapa-kenapa."

Zargan ; ANNOYING HUSBAND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang