Weekend seperti ini seharusnya bisa menjadi waktu untuk bersenang-senang, entah itu liburan bersama orang tersayang atau menghabiskan waktu untuk bersantai. Zargan juga begitu, tetapi bedanya weekend-nya kali ini tidak ditemani Alara.
Sekitar 1 jam sudah berlalu dan Zargan mulai merasa bosan, bukan karena ia tidak suka menemani Langit bermain, hanya saja ia butuh berinteraksi dengan orang dewasa. Lebih tepatnya dengan Alara.
Melihat Langit yang masih sibuk bermain, memberantakan ruang tamu yang bisa saja akan mengundang celotehan panjang dari Alara setelah kembali nanti, ide jahil tiba-tiba saja muncul di kepala Zargan.
"Tunggu di sini, ya! Papa mau ke kamar sebentar aja."
Dengan sesegera mungkin, Zargan berlari menuju kamar, kemudian membuka kotak yang diletakkan di bawah ranjang. Zargan meniup bagian atas kotak itu lantaran terdapat debu-debu halus. Senyuman tampak mengembang setelah ia menemukan tali-tali berwarna kekuningan yang menyerupai mi.
Setelah itu, Zargan menaruh kotak itu ke tempat semula dan berjalan menuju tempat di mana Langit berada. Zargan mengambil empat buah bola berukuran sedang dari keranjang mainan milik Langit, kemudian menggendongnya tanpa aba-aba. Anehnya, Langit jarang sekali menangis jika bersama Zargan. Tidak peduli seberapa jahilnya Zargan, Langit tetap menanggapinya dengan senyuman dan tawa.
Zargan mengambil panci berukuran sedang dan kain yang masih bersih. Ia meletakkan benda itu di atas kompor.
"Jangan nangis, ya?"
Langit tidak memberikan tanggapan apa pun, tidak menangis, juga tidak tertawa. Ya, sepertinya Langit sudah pasrah dengan kelakuan papanya.
Setelah menata dengan sedemikian rupa, Zargan meletakkan tali-tali tadi di atas tubuh Langit, kemudian menyusun bola di sekitar tubuh Langit. Ia juga sengaja melubangi salah satu bola tersebut, untuk kemudian ia letakkan garpu di atasnya.
"Cakep banget mahakarya gue." Zargan bertepuk tangan heboh, berbeda dengan Langit yang terlihat menekuk bibir.
Zargan mengeluarkan ponsel dari saku celana, mencari kontak Alara untuk ia kirimkan pesan. Salah satu strategi agar Alara segera pulang karena perempuan itu tentunya tidak akan membiarkan Langit mengalami tekanan batin.
Alara istrinya Zargan ganteng 😎
Ra, kamu di mana?
Masih di rumah Papa, soalnya lagi bahas hal penting. Kenapa? Kamu mau nyusul aja?
Aku masakin menu spesial buat kamu, mau lihat gak?
Bentar lagi aku pulang, kok. Mana coba, kamu masak apa? Pasti enak banget kalo suaminya Alara yang masak 🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
Zargan ; ANNOYING HUSBAND ✔
Novela Juvenil"Pengkhianat harus mati!" Karena kejadian pada malam hari itu, tepatnya saat Alara tak sadarkan diri. Berbagai masalah mulai menghampiri hingga ia harus rela menikah dengan kembaran dari kekasihnya sendiri. Ia bertekad untuk membalaskan dendam pada...