23 | Perhatian Kecil

2.7K 174 26
                                    

"Ya, ampun! Lo habis dipukulin sama preman di mana? Apa lo habis dikeroyok musuh lo? Biasanya anak motor, kan, banyak musuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya, ampun! Lo habis dipukulin sama preman di mana? Apa lo habis dikeroyok musuh lo? Biasanya anak motor, kan, banyak musuhnya."

Anyelir, masih dengan penampilan yang sama. Gadis itu selalu terlihat tidak peduli dengan penampilan dan rupa dirinya, tetapi ia memang terlihat cukup peduli dengan orang di sekitarnya.

Anyelir langsung menaruh asal kotak dagangan miliknya, berjongkok di sisi Zargan dengan raut panik yang belum juga hilang.

"Ini lukanya parah banget. Gue nggak punya duit kalo ke rumah sakit, gimana kalo ke puskesmas aja?"

Zargan menggeleng pelan. "Gue nggak apa-apa."

"Apanya yang nggak apa-apa?! Lo pikir gue buta?! Luka lo parah banget, Zargan! Ini baju lo ada noda darah segala, lo habis muntah darah?"

"Gue nggak mau, ya, kalo sampe lo mati, terus gue yang diintrogasi sama polisi karena gue adalah orang terakhir yang ketemu sama lo sebelum nyawa lo melayang!"

Zargan terkekeh pelan walaupun rasanya lumayan sakit. Akibat pukulan tadi, perut Zargan selalu terasa sakit apabila ada tawa yang timbul dari mulutnya. Anyelir masih sama, bawel, galak, dan berisik. Zargan sebenarnya tidak terlalu suka berada di dekat cewek yang terlalu banyak bicara, apalagi yang amarahnya mudah sekali terpancing, kecuali Alara dan, ya, Anyelir.

"Gue abis berantem sama istri gue."

"Hah? Istri lo mantan petinju?"

"Kok, mantan petinju?"

"Ya, ini buktinya lo sampe babak belur gini."

Zargan tertawa lagi, kali ini lebih keras walaupun ia harus meremas perutnya yang mendadak sakit. Wajah polos Anyelir yang tampak serius, semakin membuat Zargan ingin tertawa.

"Ini gara-gara Papa gue, bukan istri gue. Lo pikir gue selemah apa? Dipukul cewek sampe nggak berdaya gini."

Anyelir mengerucutkan bibirnya dan menatap malas ke arah Zargan. "Udahlah, Zargan! Lo harus cepet diobatin! Kalo lo nggak mau ke puskesmas, ke rumah gue aja, nggak jauh dari sini."

"Boleh, tapi di motor jangan meluk gue. Demi menjaga perasaan istri gue."

"Gue juga nggak mau naik motor begituan, nggak nyaman! Lagian deket dari sini, 5 menit juga nyampe. Lo lagi sakit gini nggak boleh bawa motor! Nanti gue suruh anak-anak kampung gue buat dorong motor lo sampe rumah gue."

"Beneran? Nanti didorongnya ke tukang jual beli motor lagi."

"Kalo iya juga nggak apa-apa kali, berbagi. Buat orang kayak lo mah, beli motor kayak gitu sama kayak beli kuaci kali. Murah."

"Ya, itu dulu. Sekarang mah gue sama aja kayak lo, bedanya gue masih bisa sekolah, sedangkan lo enggak."

'Zargan'

Zargan ; ANNOYING HUSBAND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang