27 | Zargan untuk Alara

3.3K 184 15
                                    

Zargan menghentikan laju motornya di sisi jalan saat mendengar ponselnya berdering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zargan menghentikan laju motornya di sisi jalan saat mendengar ponselnya berdering. Zargan akhirnya merogoh saku celananya dan tertera nama Shellena di sana. Dahinya sempat mengerut sejenak karena selama ini Shellena tidak pernah meneleponnya. Lantas, Zargan memutuskan untuk segera menggeser tombol hijau pada layar ponselnya. Tak berselang lama, suara panik terdengar dari seberang sana. Zargan sudah bisa menebak, pasti telah terjadi sesuatu. Entah pada Galen atau lebih buruknya lagi pada Alara.

"Zargan, lo di mana?"

"Di jalan, Shell. Gue mau nyari penumpang. Ada masalah apa?"

"Bisa nggak usah kerja dulu? Sekali aja, Zar, Alara lagi di rumah sakit."

Kalimat dari Shellena barusan berhasil membuat rasa cemas Zargan bangkit. Laki-laki itu langsung memutuskan sambungan telepon dan beralih pada pesan untuk meminta Shellena mengirimkan lokasi rumah sakit tempat Alara dirawat. Tanpa berpikir lebih panjang lagi, Zargan langsung mengendarai motornya dengan kecepatan yang lumayan kencang, tetapi tetap teratur agar tidak mengganggu pengguna jalan lainnya.

Shellena tidak menyebutkan alasan mengapa Alara berada di rumah sakit, tetapi Zargan harap itu bukan perkara serius. Setelah sampai, Zargan menyusuri koridor rumah sakit dengan sedikit tergesa-gesa.

Zargan membaca nama ruangan yang tertera pada papan kecil di bagian atas, tepatnya di dekat pintu kamar. Setelah memastikan bahwa kamar itu sesuai dengan yang disebutkan oleh Shellena, Zargan membuka knop pintu secara perlahan. Shellena langsung menoleh ke arah Zargan saat kakinya baru saja menginjak lantai kamar tempat Alara dirawat. Sementara itu, Alara masih terbaring di atas ranjang rumah sakit, tentunya dengan mata terpejam dan infus yang melekat di tangannya.

"Alara kenapa, Shell?"

"Kata dokter karena kelelahan dan terlalu banyak pikiran. Dari dulu, setiap dalam keadaan stres, Alara suka pingsan dan berakhir dirawat beberapa hari. Dia juga nggak tahan capek, Zar. Makanya waktu SMA, dia udah nggak dibolehin masuk klub karate lagi sama mamanya walaupun berlatih bela diri itu adalah hal yang paling Alara suka dari SD."

"Ditambah dia lagi hamil. Tadi juga Alara sempet nangis sebelum pingsan karena perutnya udah mulai keliatan membesar."

Zargan beralih menatap Alara, perutnya masih terlihat normal karena Alara memakai seragam rumah sakit yang lumayan longgar.

"Udah 3 bulan, kan, Zar?" Pertanyaan dari Shellena mendapat anggukan dari Zargan. Laki-laki itu memilih untuk duduk pada kursi yang tersedia, di samping Alara. Zargan meraih tangan Alara yang tidak diinfus, menggenggamnya dengan erat seraya mengusapnya lembut.

"Gue juga bikin dia banyak pikiran, ya? Gue diemin dia terus selama beberapa hari ini." Zargan tidak mengalihkan atensinya dari wajah Alara. Ada rasa bersalah yang muncul saat melihat Alara terbaring di ranjang rumah sakit. Zargan benci jika harus melihat perempuannya sakit seperti ini. Ia merasa gagal menjaga Alara.

Zargan ; ANNOYING HUSBAND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang