22

127 25 3
                                    

Kesel deh...
Banyak yang baca, tapi ngasih vote dikit banget
Gak susah loh ngasih dukungan guys
Sedih banget aku tuh

Btw, siapa nih yang udah pada nungguin cerita ini? Hehehe...

Happy Reading
.
.
.
K

eesokan harinya, mereka semua kembali ke pantai. Begitu juga dengan Hinata, Kiba, Sai, dan Shino.

Ketiga pria itu terlihat memakai boxer tanpa pakaian yang menutupi atasan mereka. Sedangkan Hinata memakai rok mini berwarna putih serta hotpants putih dan tank top hitam yang membuat kulit putih semakin kontras.

Mereka terlihat asik di pantai dalam bermain voli pantai, dua lawan dua. Shino dengan Kiba, dan Sai dengan Hinata.

Buushh

Hinata melakukan passing untuk menahan serangan bola dari lawan.

Buushh

Kiba membalas passing yang melayang dari Hinata.

Wuushh

Hinata yang menekuk lutut, terdiam kala bola voli itu lewat dari samping kanan Sai.

Kiba dan Shino yang melihat pun langsung terdiam, mereka segera duduk dengan lutut di pasir dan mengatupkan kedua tangan mereka.

"Tenanglah di alam baka." Doa mereka berdua berbarengan.

"Eh?" Satu kata itu keluar dari mulut Sai. Ia segera melirik ke kiri untuk melihat Hinata yang kini menatap sini dan melotot ke arahnya.

"Ahahaha..." Tawa Sai dan langsung mengambil langkah seribu.

"Sai! Brengsek! Kemari kau!" Teriak Hinata yang juga mengejar pria mayat itu.

"Oh, Kami-sama! Tasukete!" Teriak Sai yang masih berlari menghindari amukan Hinata.

"Sialan! Tiga kali kau melakukan hal yang sama, sialan!" Teriak Hinata.

"Ayo, Hinata! Semangat! Semangat! Hi-na-ta se-ma-ngat!" Teriak Kiba dan Shino dengan semangat, bahkan mereka sampai melakukan gerakan cheerleader.

"Hentikan!" Teriak Sai yang semakin takut dengan Hinata, tanpa pikir panjang, ia langsung menceburkan diri ke air.

Byuuurr

Byuuurr

Hinata bahkan ikut masuk ke air untuk mengejar pria mayat itu.

"Aaarrgghh!" Teriak Kiba dan Shino yang melihat kedua makhluk itu masuk ke air. Segera mereka berlari dan turut terjun ke TKP.

"Hahahaha..." Tawa Hinata terlihat seperti tidak ada beban saat ia menjambak surai Sai hingga tubuh pria itu tertarik ke belakang. Adegan luar biasa itu membuat Kiba dan Shino turut tertawa, mengabaikan Sai yang kesakitan.
.
.
.
Dari bawah pohon kelapa, Fugaku terkekeh melihat ke arah mereka yang sedari tadi bermain voli hingga berakhir di dalam air.

"Sepertinya kau bahagia sekali, sayang." Ucap Mikoto mengelus lengan kekar pria itu sembari tersenyum lembut.

"Hn, aku senang melihatnya tumbuh dengan baik." Ucap Fugaku tanpa mengalihkan perhatiannya.

"Kau tahu? Dia sebagian dari nyawaku. Aku sangat menyayanginya seperti putri kandung sendiri. Melihatnya memiliki teman seperti ketiga pria itu, membuatku merasa lega. Mereka bisa menjaga Hinata dengan baik, walaupun gadis itu bisa menjaga dirinya sendiri." Lanjut Fugaku merangkul bahu Mikoto.

"Pasti banyak yang telah terjadi." Mikoto menyenderkan kepalanya ke bahu suaminya. Fugaku mengangguk sebagai jawaban.

"Sangat." Senyum tipis terbit dalam bibir Fugaku.
.
.
.
Malam harinya di kamar hotel tempat Hinata, Sai, Kiba, dan Shino.

Our Baby Sitter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang