Baca cerita ini secukupnya, jangan sampai menyita waktu berhargamu. ❤️
Selamat Membaca ❤️✨
Dorr!!
Sebuah peluru berhasil mengenai buah apel yang diletakkan tepat di atas kepala seorang pria berjas hitam yang berdiri dengan tegap di tengah lapangan.
Buah apel hancur karena tekanan yang dihasilkan dari peluru yang melesat dari pistol milik Tuan Jang.
Hari itu langit malam tampak begitu jelas dengan taburan bintang-gemintang yang menambah keindahannya.
Semilir angin berhembus mengenai rambut panjang seorang gadis berambut cokelat yang tengah duduk santai di bawah tenda berwarna hitam dengan lambang kepala tengkorak berdarah.
Tuan Jang menoleh melihat anak gadis sulungnya yang tampak tak begitu suka ikut menemaninya berlatih senjata rakitan buatan kelompok yang diketuainya.
"Gloria," panggil Tuan Jang. Pria berbadan tegap, tinggi, besar, dengan sorot matanya yang licik itu memandang anak perempuan pertamanya.
Beberapa anggota mafia Tuan Jang yang menemani sesi latihan paling ringan yang Tuan Jang lakukan ditemani anaknya ikut memandang gadis yang dipanggil Gloria itu.
Gadis bernama asli Jang Sakura itu melirik sang ayah. Ia membuang napas dari mulutnya.
"Aku bosan, Ayah. Latihan menembak? Itu bukan bakat dan bukan passion-ku," kata gadis itu. Ia hapal betul kalau sang ayah pasti akan menyuruhnya menembak target, atau melemparkan kapak yang selalu mereka pakai untuk membantai orang.
Sakura memakai dress sebatas lutut yang menampakkan bahunya dimana tato kapak terpatri cantik di sana.
Simbol kalau Sakura adalah keturunan Tuan Jang yang diharap akan menjadi penerusnya.
"Kau anak pertama Ayah, Sakura. Kau harus berlatih banyak agar bisa jadi pemimpin seperti Ayah," kata Tuan Jang.
Sakura memutar bola matanya. Bosan mendengar kata-kata itu hampir setiap harinya.
"Victoria," ucap gadis itu. Ia memberi jeda. "Dia lebih pantas menjadi penerus Ayah dibanding aku. Dia lebih licik, dan tak punya hati seperti Ayah."
"Kau lebih tak punya hati," kata sang ayah.
Sakura berdiri dari duduknya.
"Sudah kubilang bukan aku yang melakukan itu semua. Aku hanya sekali melakukannya, Yah," ucap gadis itu kesal karena dikatakan tak punya hati. Seandainya adik perempuannya yang dikenal sebagai Jang Victoria oleh orang-orang itu dipuji demikian, pasti akan bangga dan senang. Namun, pujian itu tidak berlaku padanya.
Tuan Jang tersenyum geli. Sepatu pantofel mengkilapnya melangkah menghampiri sang anak.
"Kau memang tak punya hati, Gloria. Ayah merasakan aura itu. Aura kita sama," kata sang ayah.
Sakura menggeleng. "Tidak. Dan tolong berhenti memanggilku Gloria. Aku bukan Gloria yang Ayah inginkan. Aku Sakura yang Ibu inginkan," kata gadis itu.
Tuan Jang terkekeh kecil.
"Apa yang kau inginkan? Cinta?" Tuan Jang meledek.
"Ya," ucap Sakura tegas.
Tuan Jang menatap anaknya dengan sorot tanda tanya campur geli. "Lucu sekali ikan Nemo kesayangan Ayah ini," tangan pria itu terulur hendak menyentuh puncak kepala sang anak, tapi sang anak malah menghindar.
Tuan Jang menelan ludah. Rahangnya mengeras. "Kau percaya cinta?" tanyanya dengan nada dingin. Rasanya ia bagaikan raja hutan yang ingin menerkam kancil kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
8. J - ✓ Mafia Princess And Police Man ™
Fanfiction⚠️ 21+ "Ibu gak mau yang lain. Pokoknya Ibu mau Wonyoung nikah denganmu, Sunghoon. Titik!" -- Kasus pembunuhan sering terjadi dimana-mana akhir-akhir ini. Korban-korbannya mengalami luka tembakan di kepala dan perut. Pihak kepolisian diminta untuk m...