Lima Belas

480 60 1
                                    







Ost —Unforgiven







Selamat Membaca ❤️💕



















“Permisi, Pak?” seorang suster berdiri di hadapan Sunghoon yang tengah tertidur di sofa dalam kamar rawat.

Ketika hari sudah pagi, suster datang untuk mengelap tubuh Wonyoung serta memberikannya makan dan minum.

Namun, Wonyoung menolak untuk makan makanan yang disediakan rumah sakit karena begitu hambar.

“Hm? Ya?” suara pria itu terdengar serak ala orang baru bangun. Sunghoon membuka matanya, dan menguceknya dengan tangan.

Tubuhnya beringsut duduk dan mendongak melihat sang suster yang mungkin cukup terpesona dengan ketampanan seorang Sunghoon.

“Ada apa Sus?” tanyanya seraya mengancing kancing baju teratasnya yang terbuka.

“Itu... istri Bapak tidak mau makan. Padahal saya sudah mencoba untuk menyuapinya,” adu suster itu pada Sunghoon.

Sunghoon melirik ke arah ranjang dimana ada Wonyoung yang masih memeluk boneka beruang dengan tangan kirinya di atas dada kiri.

“Aku bukan istrinya,” tegas Wonyoung dengan sorot mata kesal. Gadis itu mendengar aduan dari sang suster, lalu menyahut dari arah ranjang.

“Lebih baik kau pergi saja dan jangan minta tolong pada orang itu,” kata Wonyoung lagi.

Suster itu mengira kalau Wonyoung marah pada Sunghoon sehingga tidak mengakui Sunghoon sebagai suaminya. Ia tahu kalau Wonyoung adalah istri dari Sunghoon karena Yunjin bercerita padanya kalau Sunghoon, sepupu Yunjin, sedang menemani Wonyoung yang sakit.

“Lebih baik suster keluar saja, biar aku yang mengurusnya,” kata Sunghoon.

Sang suster mengangguk. “Makanannya ada di sana ya, Pak. Kalau ada apa-apa panggil saja dengan menekan emergency button di dekat ranjang,” kata sang suster.

“Baik. Terima kasih."

Setelah kepergian suster itu, Sunghoon berjalan menghampiri Wonyoung.

Ia memperbaiki gulungan lengan bajunya yang agak berantakan karena tidur.

“Kau mau mati atau makan?” tanya Sunghoon yang tanpa sengaja melihat kalung di leher Wonyoung.

Seingatnya ia tak merasakan kalung itu saat ia mencekik leher Wonyoung. Ia juga tak melihatnya.

Wonyoung yang mendapat pertanyaan demikian hanya diam. Dia hanya ingin kabur dari sini.

Matanya melirik Sunghoon sebentar lalu melirik ke arah lain, persis seperti perempuan yang marah pada kekasihnya.

Tangan Sunghoon terulur ke arah Wonyoung, membuat gadis itu melirik tangan Sunghoon.

“Kau mau membunuhku di sini? Apa tidak ada tempat keren lain selain di rumah sakit?” tanya Wonyoung yang berusaha menghindar dalam keadaan punggung kanan dan perut kiri yang sakit.

Ranjang gadis itu dibuat agak tinggi pada bagian tubuh ke atas dan kepala karena kondisi tubuhnya oleh suster yang tadi datang. Ia bisa menghindar sedikit dengan mudah, tapi tetap saja ia tidak benar-benar bisa menghindar dari Sunghoon.

“Aku hanya ingin tanya apa ini,” kata Sunghoon menarik kalung di leher Wonyoung yang tersembunyi.

Sunghoon mempertanyakan kalung yang ia dapat secara percuma dari ayahnya saat kecil dulu.

8. J - ✓ Mafia Princess And Police Man ™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang