Selamat Membaca ❤️✨
Tap... Tap... Tap...
Langkah Sakura memelan kala gadis itu memasuki halaman rumah keluarga Park Sunghoon.
Ia datang tidak sendiri. Orang-orang yang bekerjasama dengannya menunggu di luar pekarangan sambil bersembunyi dari orang-orang yang mungkin akan melihat mereka.
Langit malam terlihat gelap. Awan-awan kelabu di atas sana bergerak malas sambil membawa beban mereka yang akan ditumpahkan ke bumi sebentar lagi. Rintik air sudah mulai berjatuhan dan arakan awan kelabu masih tampak segan menjatuhkan semua air yang mereka bawa.
Angin malam berhembus ringan menerpa wajah pucat Sakura yang akhir-akhir ini tampak tak sehat, seolah membisikkan padanya agar pergi dari kediaman Park Sunghoon dan keluarganya.
Namun, Sakura masih datang ke tempat itu untuk menemui sang adik.
Sakura meringis di sela-sela rasa sakit yang ia rasakan di kedua tulang belikatnya yang tertutup kaos longgar dan jaket kulit hitam. Ya, ada luka busuk di balik pakaiannya itu. Luka yang tercipta akibat kecerobohannya.
Langkah gadis itu terhenti tepat di samping jendela kamar Park Eunchae saat ia samar-samar mendengar perseteruan di dalam sana.
Gadis itu menoleh melihat jendela kamar kayu di sebelahnya. Meskipun berbahan kayu, namun tampilan jendela kamar almarhumah Eunchae tersebut tidaklah kuno karena didukung dengan cat kayu yang bagus serta dinding rumah yang kokoh yang dengan sengaja dirancang untuk memperlihatkan batu bata dan semen yang membangun rumah.
Sakura pun melangkah mendekat dan mengintip di balik sela-sela jendela.
Bola mata jernihnya melihat lurus, mendapati dua orang manusia tengah berkelahi di balik gorden putih berbahan tile yang menutupi jendela.
Victoria ada di dalam rumah ini.
Ia tahu itu dari hasil pemantauan kawanannya yang membelot dari organisasi sang ayah dan organisasi Shiho Miyano.
Tubuh kurusnya masih berdiri di samping jendela, menanti waktu yang tepat untuk memanggil sang adik.
“Victoria,” panggilnya dengan suara bisikan kala suasana mulai tenang.
“Victoria.”
Victoria membuka kelopak matanya dan melihat ke arah jendela dimana ia mendengar seseorang memanggil namanya.
Suara itu tak asing, dan ia kenal suara itu. Namun, mana mungkin ia mendengar suara orang yang telah menghilang beberapa bulan itu di saat ia butuh sekali bantuan dari siapapun termasuk orang yang telah menghilang itu?
Victoria menghela napas. Gadis itu kembali memejamkan matanya dengan darah yang terus merembes dari lukanya ke pakaian dan sprei.
Samar-samar, Victoria mendengar percakapan Sunghoon dengan Nayeon di luar kamar yang membuat ia menyimpulkan kalau Sunghoon dan Nayeon tidak akan masuk ke kamar.
Tok.
Seseorang di luar sana mengetuk daun jendela kamar.
“Victoria, ini Kakak,” ucap seseorang di luar sana.
“Kak Gloria?” tanya Victoria. Gadis itu berusaha untuk duduk dengan susah payah karena perutnya sakit.
“Ya, ini Kakak.”
Degh.
Jantungnya seolah berhenti kala orang di luar sana menyebut dirinya kakak.
Kakaknya yang menghilang setelah menipu ayah dan organisasinya itu hadir di sini?
KAMU SEDANG MEMBACA
8. J - ✓ Mafia Princess And Police Man ™
Fanfiction⚠️ 21+ "Ibu gak mau yang lain. Pokoknya Ibu mau Wonyoung nikah denganmu, Sunghoon. Titik!" -- Kasus pembunuhan sering terjadi dimana-mana akhir-akhir ini. Korban-korbannya mengalami luka tembakan di kepala dan perut. Pihak kepolisian diminta untuk m...